10 Tahun Jokowi Sukses Kerek Jumlah Duafa, Utang Pinjol Tembus Rp72 Triliun

Sabtu, 19 Oktober 2024 – 23:09 WIB

Presiden Jokowi melihat hewan ternak peliharaannya. (Foto: tangkapan layar Youtube)

Berita Terkini, Eksklusif di WhatsApp Inilah.com

+ Gabung

Rasa-rasanya, 10 tahun pemerintahan Jokowi, jumlah rakyat miskin di Indonesia semakin membeludak. Apa buktinya?

Bukan data badan Pusat Statistik (BPS) yang menyebut anjloknya rakyat kelas menengah dalam 5 tahun, atau periode 2019-2024, sebanyak 9,5 juta jiwa.

Mereka kini masuk kelompok rentan miskin. bisa jadi sudah banyak yang masuk ke kelas miskin alias duafa.

Namun data Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat dana peer to peer (P2P) lending, atau pinjaman online (pinjol) yang belum dilunasi mencapai Rp72,03 triliun per Agustus 2024. Atau melesat 35,62 persen dibandingkan Agustus 2023.

Ketua Dewan Komisioner OJK, Mahendra Siregar menjelaskan, tingkat risiko kredit macet, atau tidak terbayar lebih dari 90 hari (TWP90), masih tergolong rendah, yaitu 2,38 persen.

Advertisement

“Pada industri fintech peer-to-peer lending, outstanding pembiayaan tercatat tumbuh signifikan sebesar 35,62 persen, atau sebesar Rp72,03 triliun dengan tingkat risiko kredit macet secara agregat TWP90 turun dan dalam kondisi terjaga di posisi 2,38 persen,” kata Mahendra, Jakarta, dikutip Sabtu (19/10/2024).

Selain itu, Mahendra menjelaskan di sektor asuransi total aset per Agustus 2024 mencapai Rp1.132,49 triliun, tumbuh 1,32 persen secara tahunan (year on year/yoy). 

Kinerja asuransi komersial berupa akumulasi pendapatan premi meningkat di agustus mencapai Rp218,55 triliun, atau tumbuh 5,82 persen.

“Permodalan industri asuransi komersial pada agustus 2024 ini masih solid dengan risk-based capital industri asuransi jiwa tercatat 457,02 persen dan asuransi umum reasuransi sebesar 323,74 persen, terjaga jauh di atas ambang batas 120 persen,” terangnya.

Kemudian untuk dana pensiun, total aset dana pensiun tumbuh 9,07 persen (year on year/yoy), dengan nilai Rp1.485,43 triliun dengan aset dana pensiun sukarela sebesar Rp378,45 triliun tumbuh 4,83 persen.

“Adapun pada perusahaan penjaminan outstanding penjaminan tercatat tumbuh 11,25 persen dengan nominal mencapai Rp418,13 triliun, dan aset tumbuh sebesar 7,26 persen sebesar Rp47,90 triliun,” jelas Mahendra.

Mahendra menambahkan, penyaluran dana perusahaan pembiayaan juga tumbuh double digit di level 10,18 persen pada Agustus 2024, dengan pembiayaan modal kerja sebagai penopang pertumbuhan tumbuh 10,76 persen.

Menurutnya hal ini sejalan dengan intermediasi di perbankan yang menentukan tingkat tumbuhan yang baik.

“Profil risiko perusahaan pembiayaan terjaga dengan non-performing financing NTF Net tercatat 0,83 persen dan NTF Gross 2,66 persen,” terangnya.

Topik

BERITA TERKAIT