Market

Bahlil: Jangan Ada Kesenjangan Ekonomi Antara Negara Berkembang dan Maju

Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia mendorong pemerataan pertumbuhan ekonomi antara negara maju dan negara berkembang.

Ia mengataka, transfer teknologi adalah bagian yang terpenting dalam rangka pemerataan untuk memberikan nilai tambah dan mewujudkan tujuan pembangunan berkelanjutan/Sustainable Development Goals (SDGs).

“Tidak ada artinya pertumbuhan negara tinggi tanpa ada pemerataan pertumbuhan. Maka konsep kami adalah, harus ada kolaborasi antara pengusaha daerah, investor asing, dengan masyarakat setempat agar dapat tumbuh bersama-sama,” katanya saat memberikan sambutan dalam dalam diskusi interaktif dalam rangkaian kegiatan World Economic Forum (WEF) Annual Meeting 2023 di Davos, Swiss, Rabu (18/1), sebagaimana keterangan yang diterima di Jakarta, Kamis (19/1/2023).

Bahlil hadir bersama dengan Presiden World Association of Investment Promotion Agencies (WAIPA) dan Sekretaris Jenderal Digital Cooperation Organization dalam diskusi bertema Sustainable and Digital FDI (Foreign Direct Investment) atau PMA (Penanaman Modal Asing) Berkelanjutan dan Digital.

Dijelaskan Bahlil, kolaborasi demi pemerataan pertumbuhan ekonomi pun sudah diakui dalam Leaders’ Declaration yang dihasilkan dari pertemuan puncak Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20 bulan November 2022.

Dalam Leaders’ Declaration di paragraf 37, tertuang komitmen para anggota G20 untuk melaksanakan kerja sama perdagangan dan investasi internasional untuk mengatasi masalah rantai pasokan, serta menghindari disrupsi dagang.

Pentingnya kolaborasi antara pelaku usaha dengan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) juga ditekankan dalam paragraf 37.

Hal ini, lanjut Bahlil, sejalan dengan fokus Kementerian Investasi/BKPM dalam rangka mendorong UMKM untuk naik kelas.

Selain itu, menurutnya, pandemi COVID-19 telah memberikan dampak yang sangat signifikan terhadap rantai pasok global karena dunia hanya terfokus pada satu kawasan tertentu untuk membangun pusat manufaktur. Sehingga ketika datang gejolak seperti pandemi kemarin, terjadi pemutusan rantai pasok global.

“Harusnya kita mampu menciptakan kawasan-kawasan pertumbuhan ekonomi baru, sehingga apabila terjadi masalah lagi, kita mampu menghadapi bersama. Ide-ide negara berkembang juga harus diperhatikan oleh negara maju. Kita duduk sama rendah, berdiri sama tinggi, bersama-sama berkolaborasi untuk membawa dunia ke arah yang lebih baik,” kata Bahlil.

Sesi diskusi WEF ini difasilitasi oleh Chief Economics Commentator The Wall Street Journal Greg Ip dan dihadiri oleh peserta yang berasal dari berbagai lembaga promosi investasi/Investment Promotion Agency (IPA) di dunia.

Diskusi tersebut membahas mengenai bagaimana pemerintah dan swasta dapat bekerjasama memperbaiki iklim investasi, mekanisme kolaborasi yang dapat dilakukan untuk menciptakan iklim investasi yang kondusif, serta bagaimana kepentingan lingkungan dapat diutamakan dalam menarik dan menumbuhkan PMA dalam sektor ekonomi digital.

Beri Komentar (menggunakan Facebook)

Back to top button