114 Warga Palestina Dibebaskan Setelah Hamas Lepas Empat Tentara Wanita Israel


Sebanyak 114 warga Palestina dibebaskan dari penjara Israel sebagai pertukaran pembebasan empat tentara wanita Israel yang ditahan di Gaza oleh Hamas, Sabtu (25/1/2025). Pertukaran tawanan ini merupakan bagian dari perjanjian gencatan senjata melalui Palang Merah.

Menjelang pembebasan, sejumlah pejuang Hamas dan Jihad Islam dengan menggunakan penutup wajah berkumpul di alun-alun di Lapangan Kota Gaza bersama kerumunan besar warga Palestina. Selain ratusan anggota Hamas, faksi Palestina lainnya, termasuk Jihad Islam Palestina, juga hadir di lokasi tersebut. Kemudian terjadi serah terima empat tawanan Israel di Gaza itu kepada pejabat Palang Merah.

Perwakilan Palang Merah dan seorang pejuang Hamas terlihat menandatangani dokumen sebelum pembebasan. Hamas mengidentifikasi empat tentara wanita Israel sebagai Karina Ariev, Daniella Gilboa, Naama Levy, dan Liri Albag. Keempat tawanan, yang mengenakan seragam militer Israel, melambaikan tangan kepada kerumunan saat mereka dilepaskan.

Kemudian, tentara Israel mengonfirmasi bahwa mereka telah menerima tentara yang dibebaskan dari Palang Merah, dan menambahkan bahwa mereka akan menjalani pemeriksaan medis. “Keempat sandera yang kembali saat ini didampingi pasukan khusus IDF [tentara Israel] dan pasukan ISA [badan keamanan] dalam perjalanan kembali mereka ke wilayah Israel. Mereka akan menjalani pemeriksaan medis awal,” kata militer Israel dalam sebuah pernyataan.

Namun, pernyataan dari kantor Perdana Menteri Benjamin Netanyahu mengatakan warga Palestina tidak akan diizinkan kembali ke Gaza utara sampai Arbel Yehoud, salah satu tawanan, dibebaskan. Pernyataan itu mengatakan Yehoud seharusnya dibebaskan pada hari yang sama. Seorang pejabat Hamas mengatakan kepada Al Jazeera bahwa Yehuda masih hidup dan akan dibebaskan Sabtu depan.

Israel akan Bebaskan 200 Warga Palestina

Tak lama kemudian, tiga bus membawa 114 warga Palestina yang dibebaskan meninggalkan Penjara Ofer dan menuju Beitunia, sebelah barat Ramallah, di Tepi Barat yang diduduki. Israel diperkirakan akan membebaskan 200 warga Palestina yang ditahan dari Penjara Ofer dan Penjara Ketziot di gurun Negev.

Dari 200 orang tersebut, 121 orang menjalani hukuman seumur hidup, sementara 79 orang menjalani hukuman yang panjang. Tahanan tertua berusia 69 tahun sementara yang termuda baru berusia 15 tahun. Tujuh puluh warga Palestina akan dideportasi dan Mesir diperkirakan akan menampung mereka selama 48 jam. Mereka kemudian akan dikirim ke Tunisia, Aljazair, dan Turki, yang semuanya setuju untuk menerimanya.

Di alun-alun pusat Tel Aviv, yang dijuluki Alun-alun Sandera, layar besar menayangkan wajah keempat tentara wanita Israel yang dibebaskan. Di antara kerumunan, orang-orang melambaikan bendera Israel, sementara beberapa orang memegang poster bergambar wajah para tawanan.

“Saya sangat gembira, gembira sekali,” kata salah seorang di antara kerumunan, Gili Roman, kepada The Associated Press. “Dalam sekejap, dalam sepersekian detik, kehidupan mereka akan berubah lagi, tetapi sekarang untuk sisi yang positif dan baik.”

Sebagai bagian dari kesepakatan itu, pasukan Israel juga diperkirakan akan mundur dari Koridor Netzarim, yang memungkinkan ratusan ribu warga Palestina yang mengungsi untuk kembali ke rumah mereka di Gaza utara. Israel juga diperkirakan akan membuka perbatasan Rafah di selatan agar bantuan kemanusiaan dan pasokan komersial lainnya dapat masuk.