News

13 Rekomendasi Baru IDAI Soal PTM saat COVID-19 2022

13 rekomendasi baru IDAI soal PTM pada saat COVID-19 2022. Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) merilis rekomendasi terbaru terkait Pembelajaran Tatap Muka (PTM) untuk anak sekolah.

Menurut dr Piprim Basarah Yanuarso, SpA(K), Ketua Umum Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), rekomendasi terbaru ini dengan mempertimbangkan beberapa hal.

“Karena berdasarkan pengalaman yang terjadi sebelumnya, setiap habis libur maka kasus COVID-19 akan meningkat tidak hanya pada dewasa namun juga pada anak.,” ujar dr Piprim Basarah Yanuarso, SpA(K), Ketua Umum Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), yang inilah.com kutip dari siaran pers, Jakarta, Minggu, (02/01/2022).

Selain itu, sudah ditemukan varian Omicron di Indonesia, ditambah data di negara lain seperti Amerika Serikat, negara-negara Eropa dan Afrika terkait peningkatan kasus COVID-19 pada anak dalam beberapa minggu terakhir yang mana sebagian besar kasus anak yang sakit adalah anak yang belum mendapat imunisasi COVID-19.

IDAI Dukung PTM

dr Hikari Ambara Sjakti, SpA(K) selaku Sekjen IDAI,menjelaskan 13 rekomendasi baru IDAI ini juga mempertimbangkan pentingnya proses pendidikan anak usia sekolah. Kemudian juga sudah menerapkan beberapa inovasi metode pembelajaran oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI.

“IDAI mendukung pelaksanaan pembelajaran tatap muka tapi di waktu dan tempat yang tepat, karena keselamatan dan kesehatan anak adalah yang utama,” kata dr Hikari.

Berikut adalah 13 rekomendasi Baru IDAI:

1.100 persen guru dan petugas harus sudah vaksin COVID-19

Untuk membuka pembelajaran tatap muka, 100 persen guru dan petugas sekolah harus sudah mendapatkan vaksinasi COVID-19.

2. Anak yang  sekolah harus sudah mendapatkan vaksinasi COVID-19

Anak yang dapat masuk sekolah adalah anak yang sudah imunisasi COVID-19 lengkap 2 kali dan tanpa komorbid.

3. Sekolah tetap harus patuh pada protokol kesehatan terutama fokus pada:

Penggunaan masker wajib untuk semua orang yang ada di lingkungan sekolah, Ketersediaan fasilitas cuci tangan, Menjaga jarak, Tidak makan bersamaan, Memastikan sirkulasi udara terjaga, Mengaktifkan sistem penapisan aktif per harinya untuk anak, guru, petugas sekolah dan keluarganya yang memiliki gejala suspek COVID-19.

4. Untuk kategori anak usia 12-18 tahun

a. Pembelajaran tatap muka dapat dilakukan 100 persen dalam kondisi berikut: Tidak adanya peningkatan kasus COVID-19 di daerah tersebut, Tidak adanya transmisi lokal Omicron di daerah tersebut.

b. Pembelajaran tatap muka dapat dilakukan metode hybrid (50 persen luring, 50 persen daring) dalam kondisi berikut: Masih ditemukan kasus COVID-19 namun positivity rate di bawah 8 persen, Ditemukan transmisi lokal Omicron yang masih dapat dikendalikan, Anak, guru, dan petugas sekolah sudah mendapatkan vaksinasi COVID-19 100 persen.

5. Untuk kategori anak usia 6-11 tahun

a. Pembelajaran tatap muka dapat menggunakan metode hybrid (50 persen luring, 50 persen daring). Hal tersebut dalam kondisi sebagai berikut: Tidak adanya peningkatan kasus COVID-19 di daerah tersebut, Tidak adanya transmisi lokal Omicron di daerah tersebut.

b. Pembelajaran tatap muka dapat dilakukan metode hybrid (50 persen daring, 50 persen luring outdoor) karena: Masih ditemukan kasus COVID-19 namun positivity rate dibawah 8 persen, Ditemukan transmisi lokal Omicron yang masih dapat dikendalikan, serta Fasilitas outdoor yang dianjurkan adalah halaman sekolah, taman, pusat olahraga, ruang publik terpadu ramah anak.

6. Untuk kategori anak usia di bawah 6 tahun

a. Sekolah pembelajaran tatap muka belum dianjurkan sampai dinyatakan tidak ada kasus baru COVID-19 atau tidak ada peningkatan kasus baru.

b. Sekolah dapat memberikan pembelajaran sinkronisasi dan asinkronisasi dengan metode daring dan mengaktifkan keterlibatan orangtua di rumah dalam kegiatan outdoor atar luar ruang.

c. Sekolah dan orangtua dapat melakukan kegiatan kreatif seperti:

Mengaktifkan permainan daerah di rumah, Melakukan pembelajaran outdoor mandiri bersama keluarga dengan modul dari sekolah seperti aktivitas berkebun, eksplorasi alam dan lain sebagainya.

Untuk rekomendasi bermain dapat mengutip dari rekomendasi permainan anak sesuai rekomendasi IDAI.

7. Anak dengan komorbiditas dapat berkonsultasi terlebih dahulu dengan dokter spesialis anak

Komorbiditas anak meliputi penyakit seperti keganasan, diabetes melitus, penyakit ginjal kronik, penyakit autoimun, penyakit paru kronis, obesitas, hipertensi, dan lainnya.

8.Lengkapi imunisasi rutin anak

Menghimbau untuk segera melengkapi imunisasi rutin anak usia 6 tahun ke atas.

9. Durasi anak mendapatkan vaksinasi lengkap COVID-19

Anak sudah mendapatkan perlindungan dari imunisasi COVID-19 jika sudah mendapatkan dua dosis lengkap dan sudah mendapatkan proteksi cukup setelah 2 minggu pasca penyuntikan imunisasi terakhir.

10. Tidak ada paksaan untuk anak PTM

Sekolah dan pemerintah memberikan kebebasan kepada orangtua dan keluarga untuk memilih pembelajaran tatap muka atau daring, tidak boleh ada paksaan.

11. Perhatian untuk proses pembelajaran daring

Untuk anak yang memilih pembelajaran daring, sekolah dan pemerintah harus menjamin ketersediaan proses pembelajaran daring.

12. Rekomendasi lengkap prokes dari IDAI

Rekomendasi lengkap terkait protokol kesehatan dan proses mitigasi merujuk rekomendasi IDAI sebelumnya.

13. Aturan buka tutup sekolah

Keputusan buka atau tutup sekolah harus memperhatikan adanya kasus baru COVID19 di sekolah atau tidak.

 

Beri Komentar (menggunakan Facebook)

Mia Umi Kartikawati

Redaktur, traveller, penikmat senja, musik, film, a jurnalist, content creator enthusiast, food lovers, a mom who really love kids. Terus belajar untuk berbagi dan bersyukur dalam jalani hidup agar bisa mendapat berkah.
Back to top button