Market

Suku Bunga Tak Kuat Redam Inflasi AS, Wall Street Berakhir Terkapar

Wall Street turun tajam pada akhir perdagangan Kamis atau Jumat (6/5/2022) pagi WIB akibat aksi jual yang meluas. Sentimen investor melemah dalam menghadapi kekhawatiran bahwa kenaikan suku bunga Federal Reserve hari sebelumnya tidak akan cukup untuk menjinakkan lonjakan inflasi.

Indeks Dow Jones Industrial Average anjlok 1.063,09 poin atau 3,12 persen, menjadi menetap di 32.997,97 poin. Indeks S&P 500 merosot 153,30 poin atau 3,56 persen, menjadi berakhir di 4.146,87 poin. Indeks Komposit Nasdaq terpuruk 647,17 poin atau 4,99 persen, menjadi ditutup di 12.317,69 poin.

Indeks 30-saham unggulan dan Nasdaq membukukan penurunan harian terburuk sejak 2020, menurut Dow Jones Market Data.

Semua 11 sektor utama S&P 500 berakhir di zona merah, dengan sektor konsumen non-primer dan teknologi masing-masing terjungkal 5,81 persen dan 4,93 persen, memimpin kerugian.

Ketiga indeks utama Wall Street menghapus kenaikan yang dibuat selama reli pada Rabu (4/5/2022), dengan Nasdaq membukukan persentase penurunan satu hari terbesar sejak Juni 2020 dan penutupan terendah sejak November 2020.

Kemunduran terjadi satu hari setelah Federal Reserve AS menyampaikan kenaikan suku bunga yang diantisipasi secara luas.

The Fed pada Rabu (4/5/2022) mengumumkan kenaikan setengah poin dalam suku bunga acuan, kenaikan suku bunga paling tajam sejak tahun 2000, sebagai bagian dari upaya untuk memerangi inflasi.

Bank sentral AS juga memutuskan untuk mulai mengurangi kepemilikannya atas sekuritas utang pemerintah dan utang agensi dan sekuritas agensi yang didukung hipotek pada 1 Juni.

Dalam konferensi persnya, Ketua Fed Jerome Powell mengatakan kenaikan setengah poin tetap dipertimbangkan untuk beberapa pertemuan berikutnya, menambahkan kenaikan 75 basis poin tidak secara aktif dipertimbangkan.

Pasar ekuitas AS bereaksi positif terhadap komentar Powell pada Rabu (4/5/2022), yang membuat Indeks Dow melonjak lebih dari 900 poin.

Di sisi ekonomi, klaim pengangguran awal AS, cara kasar untuk mengukur PHK, meningkat 19.000 menjadi 200.000 dalam pekan yang berakhir 30 April, Departemen Tenaga Kerja melaporkan pada Kamis (5/5/2022). Ekonom yang disurvei oleh The Wall Street Journal memperkirakan klaim baru hanya akan naik menjadi 182.000.

Laporan penggajian AS untuk April yang diawasi lebih ketat, yang akan mencakup data ketenagakerjaan dari sektor swasta dan pemerintah, akan dirilis pada Jumat waktu setempat.

Saham megacaps teknologi merosot. Induk perusahaan Google Alphabet Inc, Apple Inc, Microsoft Corp, Meta Platforms, Tesla Inc dan Amazon.com semuanya merosot antara 4,3 persen hingga 8,3 persen.

Namun, bukan hanya saham dengan pertumbuhan tinggi, yang mengalami kesulitan pada 2022 karena prospek kenaikan suku bunga membuat investor mempertanyakan potensi pendapatan mereka di masa depan. Aksi jual melanda semua area pasar, karena para pedagang menuju pintu keluar.

“Investor tidak melihat fundamental (seperti laba) saat ini, dan ini lebih merupakan masalah sentimen,” kata Kepala Investasi Verdence Capital Advisors, Megan Horneman.

Kekhawatiran tentang langkah kebijakan The Fed, laba beragam dari beberapa perusahaan pertumbuhan besar, konflik di Ukraina dan penguncian terkait pandemi di China telah memukul Wall Street baru-baru ini, membayangi musim pelaporan triwulanan yang lebih baik dari perkiraan.

Beri Komentar (menggunakan Facebook)

Back to top button