Badan Pusat Statistik (BPS) Bali memprediksi kebijakan tarif resiprokal Amerika Serikat (AS) yang ditetapkan Presiden AS Donald Trump dapat berpengaruh ke ekspor komoditas ikan, krustasea, dan moluska.
“Tentu berpengaruh, tapi seberapa besar pengaruhnya kita lihat, karena pemerintah kan masih berusaha mengantisipasi, kalau antisipasinya berhasil ya mungkin pengaruhnya tidak terlalu besar,” kata Kepala BPS Bali Agus Gede Hendrayana Hermawan, Selasa (8/4/2025).
Hingga saat ini sendiri, komoditas ikan, krustasea, dan moluska (HS 03) menjadi penyumbang ekspor tertinggi dari Bali dengan tujuan tertinggi pula ke Amerika Serikat.
Menurut Agus Gede tak hanya Bali yang akan merasakan dampaknya, namun seluruh komoditas yang rutin dijual ke negeri Paman Sam, sehingga BPS melihat perlu penjajakan pasar lain.
“Jadi kalau misalnya terkendala di satu pasar kita harus punya beberapa alternatif lah, perluasan pasar, sebenarnya tidak ada kasus beginipun (ada kebijakan tarif Trump) perluasan pasar itu kan menjadi hal yang penting,” ujarnya.
“Ini untuk salah satu pemicu peningkatan produksi maupun nilai tambah, jadi kalau pasarnya makin luas ya tentu ekonominya akan mungkin berkembang, dengan ini ya bisa dibuat pasar-pasar baru lebih bagus,” sambung Kepala BPS Bali.
Ekspor ke Amerika Serikat sendiri selalu menempati posisi pertama pada setiap penelitian BPS Bali, namun belum diterapkannya tarif Trump ekspor pada Februari 2025 sudah mengalami penurunan.
Agus Gede menyebut ekspor Bali sepanjang Februari 2025 lalu 52,22 juta dolar AS dengan lima besar negara tujuan utama Amerika Serikat dengan nilai 15,48 juta dolar AS, dimana jumlah ini turun 8,10 persen dari ekspor ke negara tersebut pada Januari 2025.
Negara tujuan lainnya yang turut memberi andil bagi komoditas asal Bali adalah Tiongkok dengan nilai ekspor 8,17 juta dolar AS, lalu Australia 4,50 juta dolar AS, Prancis 2,9 juta dolar AS, dan Jepang 1,63 juta dolar AS.
Untuk komoditas yang diekspor Bali selama Februari 2025 didominasi oleh ikan, krustasea, dan moluska 14,64 juta dolar AS; disusul pakaian dan aksesorisnya 5,85 juta dolar AS; logam mulia dan perhiasan 5,23 juta dolar AS; kertas, karton, dan barang daripadanya 3,78 juta dolar AS; dan perabotan, lampu, dan alat penerangan 3,11 juta dolar AS.