News

18 Parpol Berebut Kursi Parlemen, Siapa yang Terpental?

Jumat, 04 Nov 2022 – 12:53 WIB

467ec33c Fca3 48d8 B422 4d6fb97b6ba6 - inilah.com

Mungkin anda suka

Ilustrasi pemilihan presiden. (Foto: Inilah.com)

Sebanyak 18 partai politik (parpol) yang telah dinyatakan Komisi Pemilihan Umum (KPU) memenuhi syarat dan lolos verifikasi administrasi bakal berebut suara menuju parlemen. Ambang batas parlemen (parliamentary threshold/PT) perolehan suara minimal 4 persen untuk mendapat kursi di DPR bakal menjadi tantangan tersendiri bagi parpol baru maupun yang sudah eksis. Terbukti, sejak PT sebesar 2,5 persen diterapkan pertama kali pada 2009 banyak parpol gagal mempertahankan kursi parlemen dalam pemilihan legislatif.

Angka PT selalu naik dari 2,5 persen pada 2009 menjadi 3,5 persen pada 2014 dan naik lagi menjadi 4 persen pada 2019 hingga kini. Tak sedikit lembaga survei merilis data yang menyebutkan dua hingga tiga parpol penghuni Senayan sekarang ini bakal tersisih Survei dari Saiful Mujani Research & Consulting (SMRC) yang dirilis pada akhir Oktober 2022 yang lalu menyimpulkan PAN dan PPP bakal terdepak, survei dari LSI Denny JA memposisikan NasDem, PPP dan PAN bakal jadi partai gurem.

Tingginya angka PT tidak mencegah kalangan masyarakat membentuk parpol. Dari 18 parpol peserta pemilu yang lolos syarat administrasi dari KPU, Partai Buruh, Partai Ummat, Partai Gelora dan Partai Kebangkitan Nusantara (PKN) merupakan pendatang baru kendati di belakangnya merupakan wajah-wajah lama yang pernah menghiasi perpolitikan kita.

Kondisi ini menandakan pula semangat penyederhanaan parpol melalui mekanisme PT tak cukup menyurutkan kalangan masyarakat berserikat membentuk parpol. Dengan adanya asumsi atau data yang menunjukkan tiga parpol di Senayan gagal tembus PT maka empat parpol baru, bersama parpol-parpol non-parlemen seperti PBB, Perindo atau PSI membutuhkan usaha ekstra untuk tembus minimal 4 persen syarat PT.

Tak mudah untuk merebut suara dari pemilih parpol mapan dan menengah yang ada di Senayan sekarang ini seperti PDIP, Golkar, Gerindra, PKB dan PKS. Alasan paling sederhana, parpol-parpol tersebut sudah memilik basis massa yang loyal. Namun data dari SMRC mengungkapkan adanya penurunan suara dari sejumlah parpol di Senayan disebabkan beralihnya dukungan massa.

Sebanyak 17 persen pemilih PAN disebutkan beralih ke Golkar. Partai Beringin juga menarik 5 persen suara dari pemilih NasDem. Pemilih PKS juga diprediksi beralih kepada PKB. Namun PKS mendapatkan limpahan dukungan juga dari pemilih PAN. Sedangkan pemilih NasDem diprediksi juga beralih ke PDIP dan Golkar selain ke parpol non-parlemen. Mungkinkah ada penghuni baru di parlemen pada 2024 mendatang?

Beri Komentar (menggunakan Facebook)

Back to top button