Market

Melek Keuangan Dini, Bank Permata Cetak 150 Duta Menabung Cilik

Upaya Bank Permata membumikan gerakan menabung sejak usia dini, cukup efektif. Hingga akhir tahun lahirkan 150 duta menabung cilik.

Melalui program PermataHati CSR secara daring, muncul 150 Duta Menabung Cilik yang berpartisipasi dalam program PermataBankir Cilik 2021 selama tiga bulan.

Edwin Nurhadi, Direktur Pengembangan Inklusi Keuangan OJK, membeberkan, pertumbuhan ekonomi Indonesia sangat dipengaruhi tingkat literasi dan inklusi keuangan di masyarakat Indonesa. Dengan adanya target inklusi keuangan menjadi 90% pada 2024, perlu adanya sinergi dari berbagai pihak.

Karena itu, lanjut Edwin, OJK sangat mendukung dan mengapresiasi kegiatan PermataBankir Cilik yang mempersiapkan generasi masa depan melek keuangan melalui kebiasaan menabung ini. “Dengan hadirnya duta menabung, kami harapkan dapat turut menyebarluaskan semangat menabung sejak dini di kalangan pelajar,” papar Edwin.

Elly Tjan, Deputi Direktur Departemen Komunikasi Bank Indonesia (BI), menyampaikan, pprogram PermataBankir Cilik merupakan langkah nyata perbankan dalam membangun kesadaran akan pentingnya edukasi keuangan bagi anak usia dini di Indonesia.

“Apresiasi kami bagi PermataBank melalui inisiatif CSR-nya yaitu PermataHati yang telah mengadakan program PermataBankir Cilik ini hingga telah memasuki tahun ke-7. Program ini sejalan dengan prinsip pengembangan inklusi keuangan, yang di antaranya mencakup cooperation, innovation, empowerment, dan knowledge,” paparnya, dikutip Antara, Sabtu (25/12/2021).

“Tentu kami turut berharap program ini bisa terus berjalan, dan PermataHati bisa terus berinovasi sehingga program ini bisa terus bertumbuh baik secara skala maupun kualitas. Kami dari Bank Indonesia siap untuk mendukung,” imbuhnya.

Richele Maramis, Head of Corporate Affairs PermataBank mengatakan, PermataBankir Cilik kembali diselenggarakan dengan tujuan untuk meningkatkan literasi keuangan sejak dini. “Kami ingin melahirkan duta menabung cilik, mengembangkan pribadi yang kreatif, berani, dan berjiwa pemimpin, serta mempersiapkan guru sebagai agen perubahan dalam peningkatan literasi keuangan di sekolah,” paparnya.

Tahun ini, kata Richele, sebanyak 150 siswa dari 15 Sekolah Dasar dan Sekolah Luar Biasa (SLB) berpartisipasi dalam program PermataBankir Cilik naik dari jumlah peserta tahun lalu sebanyak 100 siswa dari 10 sekolah. Kami percaya bahwa setiap anak tanpa terkecuali memiliki kesempatan yang sama untuk mendapatkan akses yang luas terhadap literasi keuangan.  “Harapannya, program PermataBankir Cilik tidak hanya mencetak siswa-siswi berprestasi menjadi Duta Menabung, tetapi sekaligus membuka jalan untuk menyiapkan agen perubahan di sekolah-sekolah,” ungkapnya.

Sementara, Sri Wahyuningsih, Direktur Sekolah Dasar Kemendikbudristek, mengatakan, usia dini adalah waktu yang paling tepat untuk menumbuhkan nilai-nilai akhlak, moral, dan kedisiplinan dalam diri manusia. Karena itu, menanamkan kebiasaan menabung dalam diri anak-anak adalah hal yang sangat penting bagi anak-anak, agar kelak saat dewasa mereka bisa bijak dalam mengatur keuangan pribadi mereka.

“Kami harap program ini dapat turut membantu terwujudnya cita-cita Indonesia Emas 2045, dimana di dalamnya dibutuhkan generasi Indonesia yang unggul, baik dari aspek pendidikan, kecerdasan finansial, dan teknologi,” ujar Sri.

Sebagai bentuk apresiasi terhadap peserta berprestasi serta para guru pendamping, PermataBank mengumumkan 10 Duta Menabung terpilih untuk mendapatkan apresiasi sebagai Bintang PermataBankir Cilik 2021.

Ke-10 Duta Menabung terpilih adalan: M Kevin Putra Sundjaya (SDN Pondok Kacang Barat 01, Tangsel); Cesta Lavie Destin (SDN Ungaran 1, Yogyakarta); Muhammad Adinda Hanif Ibrahim (SDN 257 Pelita, Bandung); Ayunda Kirana Putri Hendriyanto (SDN Model, Malang); Fadhil Putra Athallah (SDN Pondok Kacang Barat 03, Tangsel); Shaqila Ristari (SDN 081 Kebon Gedang, Bandung); Azzam Arya Pratama (SDN Jurangmangu Timur 02, Tangsel).

Ada pula Gendis Tri Wulandari (SDN Pondok Kacang Timur 04, Tangsel); Dhia Falah (SDN Pondok Kacang Barat 03, Tangsel); dan Rezky Putra Hilmansyah (SLB Pembina, Jakarta).

Beri Komentar (menggunakan Facebook)

Iwan Purwantono

Mati dengan kenangan, bukan mimpi
Back to top button