Market

2 Orang Sinar Mas Masuk IKN, Ekonom: Oligarki tak Malu-malu Lagi

Dua nama yang terafiliasi dengan Sinar Mas Grup masuk tim transisi IKN Nusantara. Publik semakin yakin akat kuatnya cengkeraman oligarki di pemerintahan Joko Widodo (Jokowi).

“Kita semakin yakin akan pelaporan dari kawan aktivis sekaligus dosen UNJ, Ubedillah Badrun tentang dugaan KKN ke KPK, tempo hari. Bahwa Jokowi dengan Sinar Mas memang punya hubungan khusus. Kini, oligarki semakin kuat dan tak malu-malu lagi,” papar ekonom dari Pergerakan Kedaulatan Rakyat (PKR), Gede Sandra kepada Inilah.com, Jakarta, Sabtu (7/5/2022).

Mungkin anda suka

Kalau sudah begini, kata Gede, sah-sah saja bagi publik untuk mengkaitkan kedekatan penguasa dan pengusaha, bertemali dengan hubungan bisnis anak presiden dengan Sinar Mas. “Sehingga sah-sah saja kalau publik punya penilaian. Kongsi bisnis Sinar Mas dengan anak-anak Jokowi dibayar dengan kepercayaan Jokowi kepada Sinar Mas untuk mengerjakan proyek-proyek negara,” ungkapnya.

Seharusnya, kata Gede, proyek IKN Nusantara yang memerlukan investasi hampir Rp500 triliun, merekrut kalangan profesional. “Saya kira banyak para pakar di Indonesia. Kalau soal komunikasi atay jubir kan bisa rekrut kalangan akademisi atau profesional. Yang tiak punya afiliasi dengan grup bisnis tertentu,” paparnya.

Informasi saja, dua nama yang berasal dari Sinar Mas Grup, adalah Dhony Rahajoe yang menjabat Wakil Kepala Otorita Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara sekaligus Wakil Ketua Tim Transisi IKN. Sebelumnya, Dhony menjabat sebagai Managing Director President Office Sinar Mas Land.

Satu lagi, Panji Himawan yang ditunjuk masuk tim transisi IKN Nusantara bidang informasi dan komunikasi. Sebelumnya, Panji adalah anak buah Dhonny di Sinar Mas Land. Dia menjabat Corporate Communication (Corcom) Sinar Mas Land.

Mengulas kedekatan Jokowi dengan Sinar Mas, bisa dimulai dengan keputusannya menunjuk Managing Director Sinar Mas Group, Gandi Sulistyanto sebagai Duta Besar RI untuk Republik Korea yang berkedudukan di Seoul, Korea Selatan. Seketika publik heboh. Kini, publik kembali dibuat terbelalak.

Beri Komentar (menggunakan Facebook)

Iwan Purwantono

Mati dengan kenangan, bukan mimpi
Back to top button