3 Hari Ditahan di Swiss, Ali Abunimah: Jurnalisme untuk Palestina Itu Bukan Kejahatan


Otoritas Swiss baru baru ini telah membebaskan dan mendeportasi jurnalis Palestina-Amerika, Ali Hasan Abunimah, setelah menahannya selama tiga hari. Direktur eksekutif The Electronic Intifada ini percaya bahwa penahanannya bermotif politik karena keberpihakannya pada perjuangan hak-hak Palestina.

Seperti diwartakan Aljazeera, Abunimah, yang dijadwalkan memberikan pidato di Zurich, ditangkap Sabtu (27/1)  pekan lalu oleh agen polisi berpakaian preman. 

Ia diborgol, dimasukkan ke dalam mobil tanpa tanda pengenal, dan langsung dibawa ke penjara. Penangkapan ini memicu kritik keras dari para advokat hak Palestina yang menyebutnya sebagai bentuk pelanggaran kebebasan pers dan ekspresi.

Dalam unggahan media sosialnya di X/Twitter, @AliAbunimah, Abunimah menceritakan secara detail pengalaman pahitnya. 

“Saya dibebaskan! Saya menulis ini di pesawat dan mempostingnya setelah mendarat di Istanbul,” tulisnya.

Dia menjelaskan bahwa pada Senin malam dirinya dibawa ke bandara Zurich dengan tangan terborgol, dikurung dalam kandang logam kecil di dalam mobil tahanan tanpa jendela, dan dikawal polisi hingga masuk ke dalam pesawat. Selama tiga hari dua malam di penjara Swiss, ia diisolasi dari dunia luar dan hanya berbagi sel dengan satu tahanan lainnya.

“Saya bahkan tidak diizinkan menghubungi keluarga saya,” katanya. 

“Di sesi interogasi pertama pada Sabtu, polisi menuduh saya ‘melanggar hukum Swiss’ tetapi tidak pernah menyebutkan kejahatan apa yang saya lakukan atau tuduhan yang dikenakan pada saya,” lanjutnya.

Abunimah menyatakan bahwa penahanannya tidak berdasarkan tindak pidana, melainkan “penahanan administratif.” Pada Minggu pagi, dia dibawa keluar dari selnya untuk diinterogasi oleh agen intelijen Kementerian Pertahanan Swiss tanpa didampingi pengacaranya. 

“Saya menolak berbicara tanpa kehadiran pengacara saya dan meminta mereka membawa saya kembali ke sel,” ungkapnya.

Abunimah juga mengungkapkan bahwa ia menolak semua makanan dan minuman yang ditawarkan selama penahanannya, kecuali air. Dia baru menerima makanan terakhir setelah mengetahui bahwa dirinya akan segera dideportasi.

“Saya ke Swiss atas undangan warga negara Swiss untuk berbicara tentang keadilan bagi Palestina, dan meminta pertanggungjawaban atas genosida yang juga melibatkan Swiss. Tetapi saya diperlakukan seperti kriminal berbahaya bahkan sebelum saya mengucapkan sepatah kata pun,” tulisnya.

Abunimah juga mengkritik standar ganda Barat, menyoroti bahwa di saat dirinya dipenjara karena mendukung Palestina, Presiden Israel Isaac Herzog dan Perdana Menteri Benjamin Netanyahu dengan bebas menghadiri acara internasional.

“Presiden Israel yang menyatakan bahwa tidak ada warga sipil di Gaza mendapat sambutan karpet merah di Davos. Karpet itu basah oleh darah lebih dari 47.000 korban genosida yang diketahui, termasuk ribuan lainnya yang masih tertimbun di bawah reruntuhan,” ujarnya.

Penahanan ini telah membuka diskusi lebih luas tentang kebebasan pers di negara-negara Barat. “Jurnalisme bukanlah kejahatan! Berbicara untuk Palestina bukanlah kejahatan! Melawan Zionisme genosida rasis bukanlah kejahatan!” tegas Abunimah.

“Saya berterima kasih kepada pengacara saya Dina Raewel, keluarga saya, kolega di The Electronic Intifada, dan teman-teman di Zurich yang bahkan berdemo di luar penjara. Saya baru tahu semua dukungan itu setelah telepon saya dikembalikan di gerbang pesawat,” tulisnya.

Abunimah menutup unggahannya dengan pesan solidaritas: “From the River to the Sea, Palestine Will Be Free!”