News

33 Baliho Puan di Kaki Semeru tak Berizin Diturunkan Satpol PP

Ada pemandangan menarik di sekitar lokasi erupsi Gunung Semeru Lumajang, Jawa Timur. Baliho Puan Maharani di sana-sini. Namun tak berumur panjang karena diturunkan Satpol PP.

Alasan Satpol PP Kabupaten Lumajang, mencopoti baliho Puan yang berseliweran di desa-desa terdampak erupsi Gunung Semeru, karena tak berizin.

Menurut Kepala Bidang Penegakan Produk Hukum Daerah Satpol PP, Kabupaten Lumajang, Didik Budi Santoso, penertiban baliho Puan dilakukan karena tak berizin. “Baliho (Puan) sudah kami tertibkan. Pertama karena terlalu banyak, kami sisir di sekitar lokasi bencana,” kata Didik.

Dia bilang, langkah penertiban ditempuh karena baliho Puan tidak berizin dari Dinas Penanaman Modal Dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Kota (DPMPTSP). Seharusnya, sebelum baliho dipasang, izinnnya sudah ada. Sesuai dengan peraturan daerah (Perda) Kabupaten Lumajang.

“Pemasangan ini harus melalui izin dulu dari DPMPTSP. Karena dari keterangan dinas terkait, bahwa baliho ini tidak ada izin dan tidak memenuhi prosedur, maka ini dianggap hal yang tidak wajar, maka harus ditertibkan,” ucapnya.

Didik mengatakan, baliho Puan yang ditertibkan itu yakni yang terpasang mulai dari titik pengungsian di Kecamatan Candipuro, sampai ke arah Desa Sumber Wuluh hingga Dusun Kamar Kajang.

“Sementara ini mulai dari di posko Candipuro, sampai di atas, di Kamar Kajang menuju ke arah Gladak Perak,” ujarnya.

Dalam penertiban itu, Satpol PP Lumajang telah mengamankan 33 lembar baliho bergambar Puan berukuran besar. Meski begitu, kata dia, pihaknya akan terus melakukan penyisiran ke lokasi-lokasi lain. Baliho-baliho yang sudah dilepas tersebut saat ini telah diamankan di kantornya. “Ini yang sudah diterbitkan ada total 33 baliho,” kata dia.

Sementara itu, soal siapa pihak yang memasang baliho Puan tersebut, Didik mengaku tak tahu. Pihaknya juga sempat berkoordinasi dengan PDIP Lumajang.

Sebelumnya, sejumlah baliho Ketua DPR RI Puan Maharani, terpasang di sekitar desa terdampak erupsi Gunung Semeru, Lumajang, Jawa Timur. Warga setempat kecewa dan lebih membutuhkan bantuan ketimbang baliho.

Baliho yang dimaksud itu bergambar potret diri Puan dengan latar foto para pengungsi. Selain itu ada pula logo ‘Relawan Puan Maharani’ dilengkapi kalimat penyemangat. “Tangismu, tangisku. Ceriamu, ceriaku. Saatnya bangkit menatap masa depan,” bunyi tulisan dalam baliho Puan.

Beri Komentar (menggunakan Facebook)

Iwan Purwantono

Mati dengan kenangan, bukan mimpi
Back to top button