Market

5.600 Perusahaan Kuasai Ekonomi, Eks Bos BI Ingatkan Ketimpangan

Mantan Gubernur Bank Indonesia (BI), Burhanuddin Abdullah mengkhwatirkan kesenjangan ekonomi yang terus menjulang hingga saat ini. ada 5.600 korporasi besar kuasai 40 persen produk domestik bruto (PDB).

Dikutip dari siaran Youtube bertajuk Tokoh Sunda Bicara tentang Ekonomi Indonesia, Sabtu (21/1/2023), Burhanuddin mengenakan peci, menerangkan soal ketimpangan ekonomi. Selain 5.600 korporasi besar itu, terdapat 65 juta pengusaha mikro, kuasai 40 persen PDB. “Ini data pemerintah, ada 5.600 perusahaan besar kuasai 40 persen PDB. Yang setara Rp6.000 triliunlah. Katakanlah 20 orang adalah pemilik 1 perusahaan itu, maka jumlahnya hanya 100 ribu orang. Sementara di sisi lain, ada 65 juta pengusaha mikro menguasai porsi yang sama,” tutur Burhanuddin.

Dalam 5 atau 10 tahun ke depan, lanjut mantan Menko Perekonomian era Presiden Gus Dur ini, ke-5.600 perusahaan besar akan mengonsolidasikan diri. Bisa dilakukan dengan merger atau akuisisi. “Akibatnya mereka akan semakin besar. Sedangkan di kelompok satunya, justru semakin ketinggalan. Ini yang berbahaya,” ungkapnya.

Untuk itu, kata dia, konsep perekonomian dari pemerintah harus bergeser. Dari sebelumnya shareholder capitalism harus dirombak total menjadi stakeholder capitalism. “Kalau Indonesia ingin maju dan aman. Sebanyak 65 juta pengusaha mikro itu, harus berubah menjadi stakeholder capitalism. Namun itu tidak mudah, karena mentalitas masyarakat kita ada yang kurang mendukung. Misalnya, saya dapat apa dengan perubahan ini? Jelas sikap egois yang perlu diperangi,” imbuhnya.

Terjadinya kesenjangan ini, kata Ketua Dewan pakar Partai Gerindra ini, tak lepas dari harga komoditas Indonesia yang menjulang secara tiba-tiba. Selama ini, Indonesia belum berhasil mendorong berkembangnya industri manufaktur. Akibatnya, komoditas ekspor andalan Indonesia sebatas komoditas saja. “Setelah gali, kirim (ekspor), gali, kirim. Enggak ada teknologinya, ilmunya. Batu bara sekarang harganya bagus, enggak tahun setahun atau dua tahun ke depan,” tuturnya.

Beri Komentar (menggunakan Facebook)

Back to top button