Indonesia memiliki jumlah perokok aktif sebanyak 70,5 persen berdasarkan laporan World of Statistics per 20 Agustus 2023.
Maka dari itu, tidak heran jika negara bisa menghasilkan pendapatan yang sangat besar dari rokok.
Sebagai informasi, pendapatan cukai dari hasil tembakau di tahun 2011 sebesar Rp73,3 triliun sedangkan hasil pendapatan cukai di tahun 2021 mencapai Rp188,8 triliun.
Dengan kata lain, dalam satu dekade pendapatan cukai hasil tembakau naik sebesar 157 persen atau sekitar 2,5 kali lipat.
Untuk menekan jumlah perokok aktif di Indonesia, Presiden Jokowi kembali menaikkan cukai rokok sebesar 10 persen pada tahun depan.
Selama kepemimpinan Jokowi, cukai roket meroket lebih dari 100 persen. Tapi sayangnya, cara ini sepertinya kurang efektif untuk menekan jumlah perokok aktif di Indonesia.
Sebab sampai saat ini Indonesia masih dinobatkan sebagai negara dengan perokok aktif terbesar di dunia.
Perusahaan Rokok Terbesar di Indonesia
Rokok menjadi pasar terbesar di Indonesia. Oleh karena itu, banyak pebisnis yang mendirikan perusahaan rokok di Indonesia.
Namun dari sekian banyaknya perusahaan rokok yang beroperasi, hanya ada 7 pabrik rokok yang cukup terkenal di kalangan masyarakat.
1. PT HM Sampoerna
PT HM Sampoerna adalah salah satu perusahaan rokok terbesar dan tertua di Indonesia.
Perusahaan yang berdomisili di Surabaya ini didirikan oleh seorang imigran Tiongkok dari Fujian, yaitu Liem Seeng Tee di tahun 1912.
Awalnya Liem Seeng Tee hanya mendirikan usaha rokok kecil-kecilan saja di warung dan berkeliling dengan sepeda.
Satu tahun setelahnya, dia baru mendirikan usaha sendiri untuk memproduksi rokok secara komersial. Rokok itu kemudian dikenal dengan nama “Dji Sam Soe”.
Sejak saat itu rokoknya sangat terkenal di kalangan masyarakat Indonesia. Sampai akhirnya, perusahaan ini berpindah tangan ke Philip Morris International yang merupakan perusahaan rokok terbesar di dunia dari Amerika Serikat.
Sampai sekarang, PT HM Sampoerna masih beroperasi dan memproduksi rokok untuk berbagai merek.
Berdasarkan sumber, Sampoerna bisa meraih penjualan hingga Rp111,2 triliun di tahun 2022 dari merek rokok Sampoerna A, Dji Sam Soe, dan Marlboro.
2. PT Gudang Garam
PT Gudang Garam adalah perusahaan rokok terbesar kedua di Indonesia yang beroperasi di Kediri, Jawa Timur.
Salah satu pabrik rokok terbesar di Indonesia ini didirikan oleh Tjoa Jien Hwie pada 26 Juni 1958 dengan merek rokok Gudang Garam Merah.
Di tahun 1966, perusahaan ini telah menjadi produsen sigaret kretek tangan (SKT) terbesar dengan ribuan karyawan yang memproduksi hingga 50 juta batang SKT per bulan.
Di tahun 1973, PT Gudang Garam mulai mengekspor rokok produksinya ke mancanegara. Sejak saat itu, produk rokok dari PT Gudang Garam menjadi rokok Indonesia yang mendunia.
Berdasarkan laporan P3DN, PT Gudang Garam kapasitas produksi per tahun PT Gudang Garam mencapai < 160.857.000.000 (sigaret kretek mesin) dan < 26.888.250.000 batang rokok (sigaret kretek tangan).
3. PT Djarum
PT Djarum adalah pionir rokok kretek yang didirikan oleh Oei Wie Gwan (generasi pertama keluarga Hartono) di Kota Kudus, Jawa Tengah.
Sebelum menjadi perusahaan rokok terbesar, PT Djarum sempat hampir bangkrut setelah kebakaran besar yang menghancurkan pabrik perusahaannya di tahun 1963, diikuti oleh kematian Oei Wie Gwan.
Tapi kemudian, Budi dan Bambang Hartono mengambil kesempatan ini untuk membangun dan mengembangkan produknya.
Akhirnya mereka mendirikan Research and Development Center untuk mengembangkan produk rokoknya di tahun 1970-an.
Berkat hasil penelitiannya itu, PT Djarum mulai mengekspor kretek lintingan tangan dan lintingan mesin ke pengecer tembakau di seluruh dunia, seperti Korea Selatan, Tiongkok, jepang, hingga Amerika Serikat.
Produk rokok yang mereka ekspor sukses di pasar internasional di tahun 1981.
Sampai sekarang, PT Djarum masih aktif dan memproduksi rokok dengan kapasitas < 24.300.000.000 piece (SKT), < 150.000.000.000 piece (SKM), < 1.000.000.000 piece (SPM), dan < 700.000.000 piece (cerutu).
4. PT Bentoel Internasional Investama
Perusahaan rokok terbesar di Indonesia selanjutnya adalah PT Bentoel Internasional Investama yang didirikan oleh Ong Hok Liong di tahun 1931 dengan nama Strootjes Fabriek Ong Hok Liong di Malang.
Di tahun 1954, pendirinya mengganti nama pabrik menjadi PT Perusahaan Rokok Tjap Bentoel yang masih dipakai hingga saat ini.
Perusahaan ini menjadi pabrik rokok pertama di Indonesia yang memproduksi rokok kretek filter buatan mesin dan membungkus kotak rokoknya dengan plastik.
Berkat inovasi yang dibuatnya, konsep ini kemudian menjadi standar pada industri tembakau nasional.
Berdasarkan data P3DN, PT Bentoel Internasional Investama masih aktif dan memproduksi rata-rata < 5.500 ton (tembakau iris) dan < 42.081.220.000 piece (sigaret putih mesin) per tahunnya.
5. PT Wismilak Inti Makmur
PT Wismilak Inti Makmur adalah salah satu pabrik rokok terbesar di Indonesia yang didirikan oleh pasangan suami-istri, Lie Koen Lie (Wisman Ali) dan Liem Sien Nio (Sinta Dewi Sampoerna, anak ketiga dari LIem Seeng Tee) pada 26 Desember 1962.
Dengan 10 orang pegawai, Wisman Ali mendirikan PT Gelora Djaja untuk memproduksi SKT dengan merek Galan.
Pada 5 Maret 1963, PT Gelora Djaja mulai memproduksi rokok dengan merek Wismilak Kretek Spesial yang diambil dari bahasa Inggris “Wish Me Luck” yang berarti doakan aku beruntung.
Sampai saat ini, merek Wismilak masih cukup populer dan masih banyak di cari di kalangan masyarakat Indonesia.
.
.
Baca berita dan artikel menarik lain Inilah.com di Google News.
Leave a Reply
Lihat Komentar