Sebanyak 5 industri pengolahan dan pemurnian atau smelter timah yang disita Kejagung, terkait perkara korupsi PT Timah (Persero/TINS) Tbk, ternyata masih belum beroperasi.
Seperti disampaikan Direktur Utama TINS, Ahmad Dani Virsal, saat ini, tahap peralihan pengelolaan 5 smelter timah masih dalam proses.
“Kita akan siap membantu Kejaksaan (Kejagung), apa yang dilakukan Kejaksaan hari ini berkordinasi dengan Kementerian BUMN dalam hal ini, Deputi Hukum. Dan, kita juga membantu mengakses apa saja yang ada dan bagaimana nanti kita juga terus berdiskusi,” kata Dani, dikutip Sabtu (11/5/2024).
Kata Dani, pihaknya masih mengumpulkan data-data tentang smelter tersebut guna mencari lebih jauh apa saja yang dibutuhkan, agar dapat segera mengoperasikan kembali.
Sementara itu terkait sumber daya manusia yang mengolah smelter tersebut, lanjut Dani, PT Timah masih belum dapat memastikan apa akan memanggil orang yang sudah dilakukan PHK atau menggambiil orang baru.
“Itu belom, nanti apa yang kita lakukan assessment kondisinya seperti apa dan kita juga akan melihat keekonomiannya di samping legalitasnya seperti apa,” katanya.
Sebelumnya, Kejaksaan Agung (Kejagung) telah melakukan penyitaan terhadap sejumlah smelter dengan total luas tanah mencapai 238.848 meter-persegi di Bangka Belitung (Babel).
Kepala Pusat Penerangan Hukum (Kapuspenkum) Kejagung RI Ketut Sumedana menyampaikan, penyitaan ini terkait kasus dugaan korupsi di IUP PT Timah Tbk tahun 2015 s/d 2022.
“Saat penelusuran, Tim Penyidik dan Tim Badan Pemulihan Aset Kejaksaan RI melakukan penyitaan terhadap beberapa smelter dengan total luas bidang tanah 238.848 m2,” ujarnya dalam keterangan, Minggu (21/4/2024).
Ketut menambahkan, penyitaan yang dilakukan pada Kamis (18/4/2024), pihaknya telah menyita smelter dari empat perusahaan.
Rinciannya yang pertama, smelter milik CV Venus Inti Perkasa (VIP). Dari perusahaan ini, Kejagung menyita smelter dengan luas 10.500 meter persegi.
Kemudian, di PT Stanindo Inti Perkasa (SIP) penyitaan dilakukan pada smelter seluas 85.863 meter persegi. Lalu, smelter PT Tinindo Internusa (TI) seluas 84.660 meter persegi dan di PT Sariwiguna Bina Sentosa (SBS) 57.825 meter persegi.