Hangout

6.000 hingga 9.000 Langkah Sehari Kurangi 60 Persen Risiko Jantung dan Stroke

Seringkali kita mengabaikan aktivitas seperti berjalan kaki. Padahal manfaatnya dapat mengurangi risiko penyakit yang mengancam jiwa. Lagi-lagi penelitian menunjukkan manfaat berjalan kaki, bahkan 6.000 hingga 9.000 langkah sehari dapat mengurangi risiko serangan jantung dan stroke hingga 60 persen.

Sebuah studi baru telah menemukan hubungan yang erat antara aktivitas fisik yang umum dan risiko kematian yang lebih rendah terkait dengan penyakit yang mengancam jiwa. Studi ini juga membahas relevansi tren populer berjalan 10.000 langkah per hari.

Studi yang diterbitkan dalam jurnal Circulation, berbicara tentang pentingnya jalan kaki untuk orang dewasa yang lebih tua dan menemukan hubungan antara jumlah langkah dan pengurangan serangan jantung, stroke serta risiko lainnya.

“Orang dewasa yang lebih tua yang berjalan 5 hingga 6,5 kilometer sehari –6.000 hingga 9.000 langkah ditemukan 40 hingga 50 persen lebih kecil kemungkinannya menderita serangan jantung atau stroke daripada mereka yang berjalan 1,6 km (2.000 langkah) sehari,” The Washington Post telah melaporkan mengutip penelitian tersebut.

Sebanyak 20.152 peserta dipelajari selama lebih dari 6 tahun. “Studi menghitung langkah per hari dan kejadian CVD (penyakit kardiovaskular) didefinisikan sebagai penyakit jantung koroner, stroke, dan gagal jantung yang fatal dan nonfatal,” kata makalah studi tersebut. Studi tersebut menemukan bahwa bagi mereka yang berusia lebih dari 60 tahun, jumlah langkah menurunkan risiko penyakit kardiovaskular.

Berdampak rendah, bermanfaat maksimal

Ketidakaktifan fisik telah menjadi topik yang memprihatinkan sejak lama dan bebannya dirasakan setelah pandemi. Pada Oktober 2022, laporan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengungkapkan bahwa lebih dari 80 persen populasi remaja dunia kurang aktif secara fisik.

Selain menyoroti dampak buruk dari kurangnya aktivitas fisik terhadap kesehatan mental dan fisik, laporan tersebut mengungkapkan bahwa secara global, satu dari empat orang dewasa tidak memenuhi tingkat aktivitas fisik yang direkomendasikan secara global.

Sebuah meta-analisis dari 15 studi yang diterbitkan di The Lancet pada Maret lalu menemukan bahwa mengambil lebih banyak langkah per hari dikaitkan dengan risiko kematian yang semakin rendah. Studi tersebut mengklaim bahwa risiko meningkat untuk mereka yang berusia di atas 60 tahun dengan sekitar 6.000 hingga 8.000 langkah per hari dan untuk orang lain dengan 8.000 hingga 10.000 langkah per hari.

Sebuah studi yang diterbitkan di JAMA Network pada September telah menemukan hubungan antara jumlah langkah harian dengan kejadian dan kematian kanker dan penyakit kardiovaskular. Juga menemukan hubungan antara intensitas langkah dan manfaat kesehatan. Penelitian dilakukan pada 78.500 orang dan usia rata-rata peserta adalah 61 tahun.

“Temuan studi kohort prospektif berbasis populasi dari 78.500 orang ini menunjukkan bahwa hingga 10.000 langkah per hari dapat dikaitkan dengan risiko kematian dan kanker dan kejadian CVD yang lebih rendah,” demikian temuannya.

“Langkah-langkah yang dilakukan dengan irama yang lebih tinggi dapat dikaitkan dengan pengurangan risiko tambahan, terutama untuk insiden penyakit,” demikian kesimpulannya.

Indonesia paling malas berjalan kaki

Dalam sebuah studi sebelumnya terungkap, Indonesia menjadi negara yang warganya paling malas berjalan kaki. Peneliti Stanford melakukan studi pelacakan terbesar yang pernah ada menggunakan aplikasi pemantauan aktivitas Argus tentang jalan kaki dengan menganalisis data menit demi menit.

Penelitian melibatkan pelacakan terhadap 717.000 orang di 111 negara secara sukarela. Setiap negara harus memiliki setidaknya 1.000 peserta untuk diperingkatkan dalam laporan ini. Peneliti memantau aktivitas mereka selama 68 juta hari menggunakan aplikasi di smartphone dan smartwatch yang sudah dirancang secara khusus.

Studi yang dilakukan pada 2017 itu bertujuan untuk mengumpulkan data negara mana yang masyarakatnya paling aktif berjalan dan mana yang paling malas berjalan. Mereka menemukan bahwa di seluruh dunia, orang rata-rata melakukan 4.961 langkah dalam sehari.

Mengutip USA Today, dalam penelitian itu ternyata warga Hong Kong adalah yang paling aktif (dengan 6.880 langkah sehari), kemudian di bawahnya ada China, Ukraina, Jepang dan Rusia yang masuk lima besar.

Sedangkan Indonesia tercatat paling malas berjalan (3.513) berikutnya Arab Saudi, Malaysia, Filipina, Afrika Selatan, Qatar, Brasil, India, Mesir serta Yunani.

Temuan ini tentu sangat miris mengingat jalan kaki merupakan aktivitas yang menyehatkan, dan tanpa biaya. Hanya saja perlu penelitian lebih lanjut tentang apakah rasa malas untuk berjalan kaki ini berhubungan dengan minimnya jalur pedestrian atau trotoar untuk pejalan kaki. Atau orang malas berjalan kaki di jalan raya mengingat risiko keselamatan harus bersaing dengan pengendara bermotor.

Beri Komentar (menggunakan Facebook)

Back to top button