Hangout

7 Kebutuhan Psikologi Anak yang Wajib Orang Tua Tahu

Selasa, 18 Okt 2022 – 13:12 WIB

Kebutuhan psikologi anak

Istockphoto

Mendidik anak memang bukan suatu hal yang mudah bagi orang tua, apalagi ketika mereka beranjak remaja. Tidak jarang pula, orang tua justru menunjukkan sikap yang tidak dapat mengerti perasaan sang anak yang akhirnya menimbulkan konflik dalam keluarga. Padahal, keluarga merupakan lingkungan sosial pertama yang dapat berpengaruh pada tumbuh kembang anak. Salah satu cara untuk menghindari timbulnya konflik keluarga yang akan berdampak pada tumbuh kembang anak adalah dengan memahami kebutuhan psikologinya. Berikut beberapa hal kebutuhan psikologi anak yang harus orang tua ketahui:

1. Mau mendengarkan

Mengutip dari akun instagram Psikolog dan Parenting Coach Irma Gustiana, @ayankirma menyebutkan ketika menjadi orang tua, Anda dapat menjadi pendengar yang baik untuk dapat memahami perasaan mereka. Biarkan anak bercerita dengan nyaman karena hal ini tentu akan berdampak pada hubungan antara Anda dengan sang anak.

“Remaja membutuhkan tempat untuk mencurahkan perasaan atau menceritakan problem yang sedang dihadapinya. Mereka berharap orang tua bisa mendengarkan isi pikiran dan memahami perasaannya, tidak judgemental atau menilai tanpa mendengarkan isi cerita seutuhnya,” terang Irma di akun instagramnya, dikutip pada Selasa (18/10/2022).

2. Berikan perhatian dan dukungan

Pada fase remaja, sang anak lebih menginginkan perhatian dan sikap bersahabat dari orang tuanya. Selain itu, anak juga menginginkan dorongan moral agar aktivitas sehari-harinya dapat dijalankan dengan penuh semangat dan menyenangkan.

3. Pemberi ketenangan saat menghadapi ‘badai’ tekanan

Irma menyebutkan bahwa kehidupan pada masa remaja akan penuh tekanan. Berbagai tekanan ini dapat berupa harapan yang besar (dari lingkungan maupun orang tua), tekanan (dari) teman sebaya, nilai akademik.

“Belum lagi (dengan) perubahan fisik dan emosional yang mereka alami. Remaja butuh orang tua yang memahami betapa emosional dan stresnya menjadi remaja. Dan yang tidak hanya membiarkan, tetapi juga membantu mereka mengurangi stres mereka,” jelasnya.

4. Dapat membangun rasa percaya diri anak

Untuk dapat memahami kebutuhan psikologi anak, orang tua dapat memberikan pujian, dukungan, serta pendampingan kepada anak. Irma menyinggung bahwa tidak peduli seberapa besar atau kecil pencapaian dari sang anak, karena setiap pencapaian dalam hidup mereka memiliki nilai.

“Semuanya adalah proses yang membangun kepercayaan diri dan mengajari mereka tentang siapa mereka, dan apa yang mampu mereka capai,” kata Irma.

5. Penuh kasih sayang dan hangat dengan sentuhan

“Terlepas dari isyarat ‘mundur’ atau ingin menjauh dari orangtuanya, jangan tersinggung. Mungkin saat ini dia enggan didekati atau dipeluk. Tapi jangan menyerah pada remaja,” tegas Irma.

Ia menyebut bahwa orang tua pada saat-saat seperti ini dapat menyelipkan pelukan kecil kemudian menyentuh jari sang anak, pegang bahunya, atau usapkan tangan di punggung sesering mungkin.

“Karena remaja membutuhkan rasa cinta dan kehangatan sentuhan orang tua mereka, terutama di saat sedang murung,” sambungnya.

6. Mampu hadirkan kepercayaan

Ketidakpercayaan orang tua terhadap sang anak, seringnya menjadi konflik terbesar dalam keluarga. Dampaknya anak akan merasa terkekang seolah tidak bebas saat mengeksplorasi berbagai kemampuannya.

Oleh karena itu, cobalah berikan dan hadirkan rasa percaya terhadap anak Anda. Apabila orang tua dapat menghadirkan rasa percaya tersebut, tentu sang anak akan menjadi terbuka kepada Anda.

7. Berikan contoh dan teladan

“Orang tua tidak cukup hanya mengajarkan apa yang baik dan benar, mana yang boleh dan mana yang harus dihindari. Tetapi juga dibutuhkan pendekatan modelling (dengan contoh yang dia lihat) secara nyata dari figur orang tua yang membersamainya,” jelas Irma.

Irma berpesan bahwa memang menjadi orang tua dari anak remaja itu sulit. Meski begitu, jauh lebih sulit menjadi anak remaja itu sendiri. Sumber harapan utama mereka adalah orang tuanya, yang bisa hadir tidak hanya secara fisik tapi juga secara emosional.

Beri Komentar (menggunakan Facebook)

Back to top button