7 Macam Puasa Sunah: Waktu dan Keutamaan Melaksanakannya

Ibadah puasa dalam Islam ada dua jenis, yakni puasa wajib dan sunah. Setiap Muslim mengetahui bahwa puasa wajib adalah puasa di bulan Ramadan.

Pertanyaannya, apa saja macam-macam puasa sunah yang bisa diamalkan?

Sunah adalah aturan yang didasarkan atas segala apa yang dicontohkan Nabi Muhammad SAW, baik perbuatan, perkataan, sikap, maupun kebiasaan yang tidak pernah ditinggalkannya.

Dari penjelasan tersebut, bisa diartikan bahwa puasa sunah adalah ibadah puasa yang didasarkan atas kebiasaan yang dilakukan Rasulullah ketika beliau masih hidup.

Banyak Muslim yang mengerjakan puasa sunah karena jika dikerjakan bisa mendapatkan pahala.

Lantas, apa saja puasa sunah yang bisa dikerjakan? Berikut macam dan penjelasannya, seperti dilansir dari NU Online.

1. Puasa Senin-Kamis

Puasa sunah pertama yang sering dilakukan adalah puasa Senin-Kamis. Sesuai dengan namanya, puasa ini dilakukan setiap hari Senin dan Kamis setiap minggu.

Rasulullah melakukan ibadah ini karena Allah SWT menunjukkan amalan pada hari tersebut.

“Amalan-amalan itu ditunjukkan (kepada Allah) pada hari Senin dan Kamis. Maka aku ingin amalku ditunjukkan saat aku sedang berpuasa.” (HR At-Tirmidzi).

2. Puasa Arafah

Salah satu macam puasa sunah berikutnya adalah puasa Arafah. Puasa ini dilaksanakan pada 9 Dzulhijjah, tetapi disunnahkan pula 8 hari sebelumnya untuk berpuasa.

Advertisement

Advertisement

Hal ini berarti puasa dapat dilakukan sejak tanggal 1 Dzulhijjah. Puasa dilaksanakan untuk menyambut Idul Adha pada 10 Dzulhijjah.

Seseorang yang melakukan ibadah ini dipercaya dapat dihapuskan dosanya selama satu tahun yang lalu dan satu tahun yang akan datang.

“Puasa Arafah melebur dosa satu tahun lalu dan satu tahun yang akan datang,” (HR Muslim).

Namun, seseorang yang sedang beribadah haji tidak disunahkan untuk melakukan ibadah ini.

3. Puasa Asyura dan Tasu’a

Kemudian ada puasa Asyura dan Tasu’a yang dilakukan pada 9 dan 10 Muharram. Sama seperti puasa Arafah, seseorang yang melakukan ibadah ini akan dileburkan dosanya satu tahun ke belakang.

“Puasa Asyura melebur dosa satu tahun yang lalu,” (HR Muslim).

Berdasarkan perintah Rasulullah, puasa Asyura disandingkan dengan puasa Tasu’a, meski demikian beliau tidak sempat menunaikannya karena usia. Alasannya adalah agar berbeda dengan kebiasaan kaum Yahudi yang berpuasa pada tanggal 10.

4. Puasa Bulan Sya’ban

Selanjutnya ada puasa di bulan Sya’ban. Berpuasa di bulan tersebut dianjurkan oleh Rasulullah karena amalan hamba Allah diangkat pada bulan Sya’ban.

Namun, Anda tak perlu berpuasa selama satu bulan penuh pada bulan ini, cukup melaksanakan puasa sunah seperti Senin-Kamis.

Saat Nabi Muhammad SAW. ditanya karena memperbanyak puasa di bulan Sya’ban, beliau menjawab, “Ini adalah bulan di mana amal-amal diangkat. Aku ingin amalku diangkat pada saat aku berpuasa,” (HR. Ahmad).

5. Puasa Ayyamul Bidh

Puasa sunah ini dilaksanakan setiap tengah bulan, yakni pada tanggal 13, 14, dan 15 dalam setiap bulan Hijriah. Namun, puasa pada tanggal 13 Dzulhijjah dilarang karena hari tersebut termasuk dalam hari Tasyriq.

Keutamaan berpuasa setiap tengah bulan ternyata cukup besar karena amalannya menandingi puasa selama satu tahun.

“Puasa tiga hari dalam setiap bulan laksana puasa satu tahun,” (HR. Muslim).

6. Puasa Syawal

Kemudian ada puasa Syawal yang dilakukan selama enam hari di bulan Syawal, kecuali pada tanggal 1 Syawal. Hal tersebut karena 1 Syawal merupakan Idul Fitri sehingga dilarang untuk berpuasa.

Puasa ini bisa dilakukan secara langsung berturut-turut atau berangsur-angsur. Akan tetapi, jika seorang Muslim memiliki utang puasa wajib di bulan Ramadan, sebaiknya membayar terlebih dahulu utangnya sebelum melaksanakan puasa sunah ini.

“Siapa saja yang berpuasa Ramadhan, kemudian diikuti enam hari di bulan Syawal, maka seakan-akan ia berpuasa selama satu tahun,” (HR. Abu Dawud).

7. Puasa Daud

Terakhir ada puasa Daud yang dilaksanakan seling satu hari atau sehari berpuasa kemudian sehari berbuka dan seterusnya. Rasulullah mengatakan puasa ini merupakan puasa sunah paling utama karena nabi yang kuat menunaikannya hanya Nabi Daud AS.

“Sebaik-baiknya puasa adalah puasa saudaraku, yaitu Daud. Ia berpuasa satu hari dan berbuka satu hari,” (HR. Ahmad).

Demikianlah beberapa macam puasa sunah beserta penjelasan dan keutamaannya. Semoga bermanfaat.

.

.

Dapatkan Informasi Terupdate dan Paling Menarik Seputar Tema Islami di Laman Google News Inilah.com