7 Tahun DFSK di Indonesia: Pabrik Robotik, Komitmen EV, dan Gebrakan AITO


PT Sokonindo Automobile mengungkapkan tengah bersiap kembali menjadi pemain tangguh di industri otomotif Indonesia khususnya di tahun ini. Berbasis di Cikande, Banten, pabrikan asal China ini tak hanya menegaskan komitmennya terhadap kendaraan listrik (EV), tetapi juga mengisyaratkan kehadiran model anyar dari lini luxury electric vehicle (EV) AITO, hasil kolaborasi strategis dengan raksasa teknologi Huawei.

Director Sales Center PT Sokonindo Automobile, Cing Hok Rifin, dalam acara buka puasa bersama media di Jakarta (24/3), memaparkan transformasi perusahaan dalam tujuh tahun terakhir. Ia mengenang bagaimana pandemi sempat melumpuhkan operasional, termasuk menariknya kembali dari Medan ke Jakarta pada masa pembatasan sosial berskala besar (PSBB).

“Kita ibarat bertahan seperti dalam sepak bola. Ada masa sulit, ada momentum menyerang. Sekarang waktunya kita menyerang,” ujarnya.

Bangkit dari Krisis, Fokus ke EV

Cing Hok menjelaskan, pasar otomotif nasional sejak 2020 memang mengalami fluktuasi tajam. Tahun 2023 menjadi titik penting di mana kendaraan listrik mulai menunjukkan lonjakan signifikan, dari hanya 1% pada 2022 menjadi 5% pada 2024. “Kami optimistis tahun ini bisa tembus 10%. Di saat segmen lain lesu, hanya EV yang naik,” ungkapnya.

Berdasarkan data internal Sokonindo, Indonesia kini dihuni 47 brand otomotif, naik dari hanya 26 pada 2019. Dari jumlah itu, sebanyak 22 berasal dari China. “Namun yang benar-benar berkomitmen investasi pabrik jangka panjang di Indonesia hanya tiga, termasuk kami,” tegas Cing Hok.

Pabrik Robotik dan Strategi Ekspor

Pabrik DFSK di Cikande, Banten, kini berdiri di atas lahan 200.000 meter persegi dengan kapasitas produksi mencapai 50.000 unit per tahun. “80% prosesnya sudah robotik, mulai dari stamping, welding, painting, hingga assembling. Bahkan pengecatan dilakukan di area tanpa manusia, full otomatis,” katanya.

Lebih dari itu, Indonesia kini menjadi basis ekspor untuk kendaraan komersial DFSK ke berbagai negara ASEAN seperti Kamboja, Laos, Myanmar, dan Singapura. “Filosofi kami: berakar di Indonesia, bertumbuh untuk ASEAN dan dunia,” tambahnya.

AITO: EV Mewah dari Huawei Siap Meluncur

Yang paling mencuri perhatian adalah rencana peluncuran model AITO, lini EV mewah hasil kerja sama dengan Huawei. Di China, AITO menduduki peringkat satu untuk kategori EV premium, menyalip merek-merek mapan Eropa. Salah satu model andalannya, AITO M9, mampu menempuh jarak hingga 1.400 km dengan teknologi range-extender.

Cing Hok menegaskan bahwa AITO akan menyasar pasar global, termasuk pasar setir kanan seperti Indonesia. 

“Setiap produk baru AITO kini dikembangkan langsung dalam dua versi, LHD dan RHD. Ini bukti bahwa ekspansi internasional bukan hanya rencana, tapi realitas,” katanya.

Kunci Strategi: Konsistensi dan Adaptasi Teknologi

Sokonindo kini mengelola empat brand dalam grup: DFSK (komersial ICE), Seres (EV kompak), Lantien (EV komersial ringan), dan AITO (EV mewah). Satu model Seres, yakni Seres E1, telah lebih dulu hadir di Indonesia sebagai entry-level EV.

“Kami tidak mengejar kuantitas, tapi kualitas dan relevansi produk. Teknologi berubah terlalu cepat. Dari ICE ke EV, sekarang menuju autonomous. Karena itu, peluncuran kami ditunda bukan karena ragu, tapi karena kami menunggu waktu yang tepat,” jelasnya.