Hangout

9 Jenis Hutan di Indonesia beserta Penjelasannya

Hutan biasanya digambarkan sebagai daerah di mana banyak pohon tumbuh. Kawasan hutan merupakan salah satu ekosistem biosfer yang didominasi oleh berbagai jenis vegetasi dan flora, sehingga tidak salah bila hutan dikatakan sebagai rumah bagi komunitas tumbuhan hidup terbesar di dunia. 

Indonesia sendiri memiliki banyak jenis hutan, terlebih karena Indonesia beriklim tropis. Hutan-hutan yang tersebar ini pastinya memiliki perbedaan. Perbedaan ini juga disebabkan oleh klasifikasi hutan yang berbeda. 

Sistem klasifikasi hutan sering kali dibedakan menurut lokasi geografis atau biogeografis, karakteristik musiman dari lingkungan hutan atau iklim, ketinggian tempat, tanah, dan spesies pohon yang dominan. Lantas ada berapa jenis hutan yang terdapat di Indonesia? Mari simak penjelasannya berikut ini. 

1. Hutan Hujan Tropis

Melansir dari LindungiHutan.com, hutan hujan tropis merupakan jenis hutan dengan kelembaban tinggi karena curah hujan tahunannya lebih dari 2000 mm/tahun. Hutan hujan tropis biasanya berada di daerah dengan suhu rata-rata 20-30 derajat Celcius. 

Karena penyinaran matahari yang cukup, jenis hutan ini memiliki keanekaragaman vegetasi. Meski begitu, sinar matahari tetap tidak dapat menembus lantai hutan. Keistimewaan hutan hujan tropis adalah wilayahnya yang terbelah oleh garis khatulistiwa.

Fakta menarik tentang hutan hujan tropis, bahwa sebagian besar kehidupan hutan ditemukan di pepohonan dan bukan di lantai hutan. Adanya kanopi atau tumbuhan besar yang melindungi tumbuhan kecil di bawahnya merupakan tempat bagi hewan untuk menghabiskan waktunya beradaptasi di siang hari, seperti melalui kebisingan untuk berkomunikasi akibat rimbunnya daun sehingga menyulitkan hewan untuk berpindah tempat

Jenis Hutan Di Indonesia - inilah.com
Ilustrasi Hutan Hujan Tropis. Sumber: iStock

Penyebaran hutan hujan tropis di Indonesia terdapat pada pulau-pulau besar seperti Sumatera, Kalimantan, Sulawesi dan Papua.

Keunggulan hutan hujan tropis adalah menyimpan jutaan ton karbon karena keanekaragaman vegetasi yang tumbuh di hutan jenis ini, melindungi dari banjir dan kekeringan karena banyaknya pohon, dan memfasilitasi penyerapan air hujan. Hutan hujan tropis juga kerap menjadi sarana bagi masyarakat yang tinggal di sekitar hutan untuk bertahan hidup. 

2. Hutan Musim

Hutan musim adalah hutan yang dipengaruhi oleh perubahan musim. Tentu saja tumbuhan yang tumbuh di hutan jenis ini berbeda-beda menurut musimnya dan kebanyakan hanya terdiri dari satu jenis tumbuhan saja. Dengan demikian, vegetasi hutan musim tidak beragam atau homogen. 

Jarak antar pohon relatif jauh dan tinggi pohon bisa mencapai kurang lebih 12 – 13 meter. Selama musim hujan, tumbuhan baru di hutan musim tumbuh dengan subur di atas daun-daun hijau dan tumbuh dengan rapat. Pada musim kemarau, daun rontok sebagai adaptasi diri. 

Hutan musiman sering dinamai menurut jenis tanaman atau pohon yang terutama tumbuh di dalamnya, misalnya jati, sengon, ketapang, cendana dan lainnya. Hutan musim di Indonesia tersebar di beberapa wilayah pulau Jawa yaitu Jawa Tengah, Jawa Timur dan juga terdapat di Nusa Tenggara Barat. 

Manfaat hutan musim yaitu sebagai pengatur tata air, habitat dan sumber makanan bagi flora dan fauna. Selain itu juga sumber obat-obatan alami, dan pengatur iklim. Hutan musim sering dijadikan hutan produksi karena homogenitas varietas tanaman yang tumbuh di dalamnya. 

3. Hutan Stepa

Jenis hutan selanjutnya yang bisa ditemukan di Indonesia adalah hutan stepa. Hutan stepa mirip dengan hutan sabana. Namun yang membedakan antara hutan stepa dan sabana adalah komposisi vegetasinya. 

Jenis hutan stepa didominasi oleh vegetasi jenis rumput dan tidak terdapat pohon atau semak besar di datarannya. Pohon tidak dapat tumbuh di wilayah stepa karena curah hujan yang rendah dan tidak merata. Hutan stepa bisa ditemukan pada wilayah beriklim tropis dan subtropis. 

Ciri utama hutan stepa adalah suhu 19-30 derajat Celcius di musim panas dan 12-20 derajat Celcius di musim dingin, curah hujan hanya 250-500 mm/tahun, kelembaban sangat rendah dan dominasi vegetasi rumput yang tersebar luas. 

Hutan stepa terdapat di Indonesia bagian timur, seperti pulau Timor dan Nusa Tenggara, karena kondisi iklim yang gersang dan curah hujannya minim. Keunggulan dari hutan aromatik yaitu sebagai ekosistem bagi banyak satwa khususnya hewan ternak.

Selain itu dapat dijadikan padang penggembalaan bagi peternak sapi, dan kondisi alam yang menarik dapat dijadikan sebagai objek wisata sehingga memberikan dampak ekonomis bagi masyarakat sekitar. 

4. Hutan Sabana

Hutan sabana merupakan kawasan hutan dengan padang rumput yang dikelilingi pepohonan atau semak belukar seperti pohon palem dan akasia. Hutan sabana biasanya terdapat di daerah yang tropis dan subtropis.

Sabana merupakan ekosistem yang dapat ditemukan di dataran tinggi ataupun dataran rendah dan persebaran pohon tidak merata, serta rerumputan yang mendominasi seluruh lahan hutan sabana. 

Ciri-ciri sabana dari segi fauna hidup adalah hewan yang dapat hidup di daerah gersang seperti badak, burung unta, macan tutul, singa, kuda nil, jerapah, rusa, gajah, zebra, unta, rubah, bison, babon dan lainnya. 

Persebaran hutan sabana Indonesia dapat ditemukan di hutan sabana Kepulauan Komodo, NTT dengan faunanya yaitu komodo. Ada juga hutan sabana Sumba Timur yang memiliki padang rumput terluas di Indonesia. Lalu ada hutan sabana Tanjung Ringgit di Lombok, dengan keindahan rerumputan dan ilalang serta pemandangan pantainya. 

Beautiful Sunset At Sumba, East Nusa Tenggara, Indonesia - inilah.com
Sabana di Sumba Timur. Sumber: iStock

Dari pulau Jawa ada hutan sabana Baluran di Jawa Timur, yang berisi berbagai flora, termasuk padang rumput yang luas, dan merupakan rumah bagi hewan jelajah bebas seperti rusa, macan tutul, dan bison liar. Sabana Gunung Bromo di Jawa Timur, sabana Cidao di Taman Nasional Ujung Kulon dan terakhir sabana Gunung Merbabu di Taman Nasional Gunung Merbabu. 

Manfaat dari hutan sabana antara lain sebagai habitat dan sumber makanan bagi flora dan fauna, tempat menyimpan air tanah karena luasnya area rerumputan, menjaga keseimbangan alam, area peternakan yang dapat dimanfaatkan oleh masyarakat sekitar.  

5. Hutan Rawa

Hutan rawa adalah hutan dengan vegetasi yang tumbuh dan berkembang di daerah yang tergenang air tawar. Jenis hutan ini biasanya terdapat di daerah dekat sungai yang tergenang saat luapan air sungai meningkat pada musim hujan, sehingga terbentuklah hutan rawa. 

Komposisi hutan rawa ini vertikal dan berlapis-lapis, termasuk lapisan-lapisan sederhana seperti pohon palem dan sagu. Ciri utama hutan rawa jenis ini, selain selalu tergenang air, adalah lantai hutan yang terdiri dari lapisan gambut. Sehingga lapisan gambut membentuk tanah yang sifatnya tidak terlalu keras atau becek. 

Spesies tanaman termasuk pakis, jamur atau lumut, eceng gondok, rumput, shamrock, dan tanaman air lainnya. Daya cengkeram akar pohon atau tanaman di hutan rawa tidak sekuat tanaman di tanah padat. 

Beberapa jenis hutan rawa adalah:

  • Hutan rawa atau hutan dengan bahan organik tanah yang sangat tinggi akibat pembusukan sisa-sisa hewan dan tumbuhan. 
  • Hutan rawa air tawar merupakan hutan rawa dengan vegetasi yang cukup rapat dan tertutup tanah yang kaya akan mineral. 
  • Rawa tanpa hutan atau rawa yang hanya memiliki tanaman kecil seperti semak dan rerumputan air. 

Sebaran hutan rawa di Indonesia berada di dataran rendah dengan sungai-sungai besar seperti Sumatera, Kalimantan dan Papua. Ketiga kawasan ini memiliki hutan rawa yang luasnya mencapai 95 persen dari total luas hutan rawa Indonesia. 

Manfaat hutan rawa antara lain sebagai sumber makanan bagi flora dan fauna yang hidup di kawasan hutan rawa, sumber cadangan air, pencegahan intrusi air laut atau intrusi air tanah dan air sungai yang merupakan sumber alam, dan pengendalian banjir.  

6. Hutan Lumut

Lumut adalah tumbuhan kecil yang belum memiliki akar dan daun sejati, tetapi mampu melakukan fotosintesis. Hidupnya berkoloni dan dapat tumbuh di lingkungan yang ekstrim. Menghuni berbagai media seperti batu, tanah, batang kayu, bahkan menumpang pada organisme lain.

Hutan lumut - inilah.com
Lumut tumbuh pada pohon dan bebatuan. Sumber: iStock

Lumut menyukai kelembapan dan suhu rendah. Seperti namanya, jenis hutan lumut ini didominasi oleh vegetasi lumut. Ciri utama hutan lumut adalah terletak di daerah yang sering hujan, sehingga kelembabannya tinggi dan berembun.

Spesies hutan berlumut tersebar di banyak wilayah Indonesia. Salah satunya terletak di Gunung Lumut, memiliki ciri lumut yang tumbuh di akar pohon, batang dan bebatuan. Hutan lumut Gunung Singgalang, lumut tumbuh dan menempel pada pohon-pohon besar dan akar hingga dahan. Dan hutan lumut terakhir di Pegunungan Argopuro, Jawa Timur lebih tepatnya terletak di kawasan Suaka Margasatwa Dataran Tinggi Yang. 

Kelebihan hutan lumut, memberikan ruang interaksi antar komponen, sebagai habitat flora dan fauna, terutama yang hanya dapat hidup di daerah dengan kelembaban tinggi. Sebagai sumber makanan, dan membantu kamuflase fauna tertentu dari pemangsa. 

7. Hutan Bakau

Hutan bakau sering disamakan dengan hutan mangrove, namun keduanya memiliki perbedaan. Bakau atau tumbuhan dengan nama latin Rhizophora sp. merupakan salah satu spesies dari area hutan mangrove. 

Bakau merupakan genus yang dominan dalam membangun ekosistem mangrove. Tumbuhan ini biasanya ditemukan di pesisir pantai yang cenderung lebih dekat ke air atau laut daripada di darat. 

Oleh karena itu bakau memiliki tipe akar yaitu tunjang sebagai bentuk adaptasinya dari habitat yang kerap terkena pasang surut air laut sehingga menyebabkan fluktuasi genangan.

Hutan bakau di Indonesia tersebar di pesisir timur pulau Sumatera, pesisir barat dan selatan pulau Kalimantan, pesisir utara pulau Jawa, dan pesisir barat daya Papua. 

Beberapa tempat dimana bakau tumbuh dan berkembang dengan baik adalah Dangkalan Sunda dan Sahul. Kondisi pasang surut di dua area ini relatif tenang, dan menjadikan ekosistem yang menguntungkan bagi pertumbuhan bakau. 

Di wilayah Papua, diperkirakan hutan bakau tumbuh di area seluas sekitar 1,3 juta hektar, atau sepertiga dari seluruh hutan bakau di Indonesia. Salah satu keunggulan hutan bakau adalah menjadi habitat berbagai satwa seperti biawak, kepiting bakau, udang lumpur, aneka siput dan banyak lagi. 

Habitat hutan bakau menjadi tempat yang ideal untuk berkembangnya rantai makanan, sebagai penghasil ikan kecil dan kepiting, karena ikan banyak memakan daun tanaman bakau untuk bertahan hidup. 

Hutan bakau dapat melindungi pantai dari gelombang yang dapat menyebabkan abrasi dan tsunami. Manfaat lainnya adalah dapat menjaga kualitas air di wilayah pesisir, menjaga kepadatan tanah lapisan atas, dan memiliki dampak ekonomi yang luas bagi masyarakat dan pemanfaatannya untuk pariwisata, perkebunan, atau tambak. 

8. Hutan Mangrove

Jenis Hutan di Indonesia - inilah.com
Hutan Mangrove. Sumber: iStock

Mangrove adalah varietas komunitas yang ditemukan di pantai tropis dan subtropis sebagai pohon atau semak yang tumbuh di area pasang surut air laut. 

Komposisi tipe hutan mangrove tidak homogen, tetapi semua pohon dan semak yang ada di kawasan tersebut dipengaruhi oleh pasang surut air laut dan membentuk suatu komunitas, oleh karena itu disebut hutan mangrove.

Apabila vegetasi hutan pantai didominasi oleh bakau (Rhizophora sp.), maka tipe hutan tersebut disebut hutan bakau sebagaimana telah disebutkan. Tumbuhan di hutan mangrove dicirikan oleh tumbuhan dengan akar napas yang bisa mencegah dan mengendalikan erosi pantai. 

Sebaran hutan mangrove di Indonesia berada di antara sisi barat dan timur pulau Sumatera, dan luasnya mencapai 417.000 hektar. Di Pulau Jawa beberapa titik ada yang luasnya mencapai 34.400 hektar, di pulau Kalimantan luasnya mencapai 165.000 hektar, dan masih banyak lagi.

Manfaat hutan mangrove tidak jauh berbeda dengan hutan bakau antara lain 

  • mencegah intrusi atau perembasan air laut di daratan yang menyebabkan mata air di daratan menjadi payau. 
  • Cegah abrasi air laut karena gelombang tinggi di pantai yang dapat mengikis daratan. 
  •  dan filter alami untuk menghilangkan sampah laut yang stagnan dan mempercepat dekomposisi sampah organik. 
  • Tempat berlindung dan sumber makanan berbagai hewan seperti ikan dan kepiting.
  • Membantu membentuk pulau dan menstabilkan wilayah pesisir.

9. Hutan Gugur

Hutan gugur menjadi urutan terakhir dalam pembahasan ini. Hutan gugur didominasi oleh vegetasi gugur, atau tumbuhan yang merontokkan daunnya pada waktu-waktu tertentu.

Curah hujan di hutan gugur merata antara 750-1000 mm/tahun. Suhu rata-rata di hutan jenis ini adalah 2-18 derajat Celcius. Vegetasi hutan gugur biasanya dicirikan oleh daun lebar, tajuk lebat, daun hijau di musim panas dan gugur ketika musim dingin. 

Spesies floranya tidak terlalu beragam, meski tanahnya dianggap subur karena pembusukan  daun ketika musim dingin. Di Indonesia, jenis hutan gugur ini memiliki nama lain yaitu hutan tropika atau monsoon forest

Jenis tumbuhan yang hidup di hutan gugur adalah tumbuhan tropofit (beradptasi dengan musim) seperti jati, damar, rotan, cemara, pinus, palem, paku-pakuan, bambu dan eucalyptus.

Fauna yang hidup di hutan gugur memiliki ciri-ciri seperti adaptasi migrasi (dilakukan oleh burung) dan hibernasi (dilakukan oleh mamalia). Beberapa hewan tersebut seperti harimau, rusa, babi hutan, tikus kayu, musang dan beruang dan lainnya. Hutan gugur yang tersebar di seluruh Indonesia dapat dijumpai di wilayah Wallace yaitu Sulawesi, sebagian Maluku, Nusa Tenggara, Bali dan Jawa.

Kelebihan dari keberadaan hutan gugur adalah menjadi habitat berbagai tumbuhan dan hewan serta sumber makanan bagi organisme yang hidup di sana. Hutan gugur juga menghasilkan kayu seperti rotan, damar, dan jati, menghasilkan oksigen, mengatur sistem iklim dan air tanah, serta mencegah intrusi air laut. 

Beri Komentar (menggunakan Facebook)

Back to top button