9 Tewas Usai Drone Israel Gempur Gaza Utara


Sembilan orang dilaporkan tewas dan sejumlah lainnya mengalami luka-luka usai serangan pesawat nirawak alias drone yang kembali dilancarkan Israel di Beit Lahia, Jalur Gaza utara, Palestina, Sabtu (15/3/2025).

Menurut Kementerian Kesehatan Palestina, serangan Israel ke wilayah tersebut merupakan insiden paling mematikan sejak gencatan senjata mulai berlaku pada bulan Januari 2025.

“Beberapa orang, beberapa dengan luka kritis, telah diangkut ke Rumah Sakit Indonesia di Gaza,” demikian bunyi pernyataan resmi Kemenkes Palestina, seperti dikutip dari CNN, Minggu (16/3/2025).

Sementara itu, militer Israel mengatakan bahwa serangan tersebut bertujuan menyerang dua ‘teroris’ di daerah Beit Lahia. Israel mengeklaim dua target mereka menimbulkan ancaman bagi pasukan IDF

“Sejumlah teroris mengumpulkan peralatan pengoperasian pesawat tak berawak dan memasuki sebuah kendaraan. IDF menyerang para teroris,” klaim militer Israel.

Operasi genosida Israel di Gaza terus berlanjut sejak gencatan senjata dimulai.

Sebelumnya, Israel dan kelompok kemerdekaan Hamas Palestina akan memulai negosiasi untuk fase kedua gencatan senjata di Jalur Gaza setelah mandek usai resmi berakhir pada awal Maret lalu.

Gencatan senjata Israel-Hamas fase pertama telah berakhir pada 1 Maret 2025 usai berlangsung sejak 19 Januari 2025. Kedua belah pihak hingga kini belum melanjutkan ke fase kedua lantaran Israel bersikeras ingin memperpanjang fase pertama yang semestinya hanya selama 42 hari.

Perpanjangan fase pertama itu sendiri merupakan usulan Utusan khusus Presiden AS Donald Trump untuk Timur Tengah, Steve Witkoff. Dia menyarankan agar gencatan senjata fase pertama diperpanjang selama 50 hari hingga Ramadan dan hari raya Paskah Yahudi.

Hamas menolak usulan ini. Kelompok pejuang kemerdekaan Palestina itu menilai Israel cuma ingin warganya dibebaskan tapi tetap mau melanjutkan perang. Hamas menegaskan pihaknya hanya akan setuju untuk melanjutkan gencatan senjata ke fase kedua, yang meliputi kesepakatan soal gencatan senjata permanen.

Di bawah fase pertama, Hamas telah membebaskan 25 sandera hidup-hidup dan delapan jenazah. Sementara itu, Tel Aviv membebaskan sekitar 1.800 warga Palestina yang ditahan di berbagai penjara Israel.