News

90 Persen Kasus Terkonfirmasi Cacar Monyet Terjadi di Kalangan LGBT

Satuan Tugas (Satgas) Monkeypox Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (PB IDI) memastikan 90 persen kasus terkonfirmasi cacar monyet atau Monkeyfox terjadi pada kalangan Homoseksual atau yang akrab disapa LGBT (Lesbian, Gay, Biseksual, dan Transgender).

“Bahwa lebih dari 90 persen kasus Monkepox di dunia dilaporkan terjadi pada populasi khusus yaitu homo seksual dan biseksual,” kata Ketua Satgas Monkeypox IDI Hanny Nilasari dalam pertemuan secara virtual, Jakarta, Rabu (21/09/2022).

Buntut hal itu, Hanny memberikan rekomendasi agar edukasi terkait penularan melalui hubungan seks sesama jenis ini dapat tersebar secara menyeluruh. Pun, bukan tidak mungkin vaksinasi bisa menjadi pertimbangan untuk diberikan kepada kelompok tersebut.

“Dan direkomendasikan untuk memberikan komunikasi, infomasi dan edukasi terkait risiko penularan dan ini juga bisa menjadi pertimbangan Kemenkes dalam pemberian vaksinasi,” tambahnya.

Semula, Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (Kemenkes RI) mencanangkan pemberian vaksin cacar monyet terhadap populasi yang berisiko tinggi untuk mencegah penularan serta gejala berat saat terinfeksi cacar monyet.

Selain orang yang memiliki riwayat kontak langsung dengan seseorang yang terinfeksi monkeypox, Satgas menyarankan agar kelompok yang dalam hal ini menularkan secara hubungan seksual juga diprioritaskan menerima vaksin.

“Kalau hal itu diakui oleh pasien tentunya akan kita golongkan dalam kelompok yang berisiko atau prioritas untuk mendapatkan vaksinasi,” tuturnya.

Sebelumnya, Menteri Kesehatan RI Budi Gunadi Sadikin mengatakan Indonesia telah memesan 2.000 dosis vaksin Monkeypox produksi Bavarian Nordic untuk melindungi masyarakat dari risiko penularan.

“Dari vaksinasi, kita sudah memesan vaksinnya 2.000 dosis dari Bavarian Nordic dibantu KBRI Denmark, karena ada vaksin Monkeypox di sana,” kata Budi.

Sementara terkait pengobatan terhadap pasien Monkeypox, ia mengaku cukup dengan obat-obatan yang masih relevan dengan cacar biasa.

Beri Komentar (menggunakan Facebook)

Back to top button