Aksi Bripka Edi Purwanto yang arogan di jalanan menenteng senjata tajam (sajam) akhirnya berujung pemeriksaan dan terancam sanksi.
Oknum polisi tersebut sebelumnya viral di media sosial karena membawa sajam saat menghampiri anaknya yang terlibat kecelakaan dengan pengendara lain di Palembang, Sumatera Selatan pada Senin (18/12/2023).
Kapolrestabes Palembang Kombes Harryo Sugihartono dalam keterangannya menyebut oknum polisi yang dilaporkan oleh korban tabrakan merupakan Bintara di salah satu Polsek di Polres Banyuasin.
“Bukan (anggota Polrestabes Palembang) ya. Dia itu anggota di salah satu Polsek di Banyuasin. Bukan perwira, tapi Bintara ya,” kata Harryo saat dikonfirmasi.
Harryo memastikan, saat ini oknum tersebut sudah diamankan di Polrestabes Palembang guna dilakukan pemeriksaan, atas tindak pidana pengancaman bersenjatan tajam yang dia lakukan.
“Iya, sudah diamankan di Polrestabes. Masih diperiksa terkait tindak pidananya,” tegasnya.
Atas aksi pengancaman yang dilakukan oleh Bripka Edi, ia dijerat dengan Pasal 335 tentang pengancaman.”Itu ancaman penjara dan pidananya di bawah 5 tahun. Namun, kebijakannya kita lihat perkembangannya,” ujarnya.
Sebelumnya aksi Bripka Edi viral di media sosial setelah videonya diunggah di X. Dalam unggahannya, korban menyebut peristiwa yang terjadi pada Senin (18/12) sekitar pukul 11.30 WIB itu bermula ketika korban awalnya terlibat laka dengan putri pelaku, yang merupakan oknum polisi, yang mengendarai mobil Toyota Fortuner BG 99 ED.
“Kronologi kejadian, kami nih tumburan (tabrakan mobi) di Simpang Polda, yang bawa mobil ni anaknya (pelaku) belom ada SIM. Anaknyo yang perempuan ini nelepon bapaknya. Sudah kami tunggu bapaknya datang. Waktu bapaknya datang, masih belum clear (selesai) masalah ini,” ungkap pengunggah pada Senin (18/12/2023).
Selanjutnya, antara korban dan pelaku disebut menyepakati untuk bertemu di Mapolda Sumsel untuk menyelesaikan permasalahan itu. Namun, bukan menuju ke Mapolda, pelaku yang mengemudikan Toyota Alphard BG 999 ED itu malah kebut-kebutan ke lain arah.”Waktu di jalan dia (pelaku) ini berhenti, sehingga kami pun turun. Nggak tahu kalau bapak ini turun bawa sajam, bedesau ati (cemas) kami. Kalau dia meraso benar kenapa dia bersih keras sampai turun bawa sajam,” bebernya.
Leave a Reply
Lihat Komentar