Netanyahu Kalah dalam Jajak Pendapat, Israel Lebih Memilih Naftali Bennet


Sebuah jajak pendapat baru menunjukkan bahwa mantan Perdana Menteri Israel Naftali Bennett memperoleh jajak pendapat yang lebih baik daripada Perdana Menteri saat ini Benjamin Netanyahu. Pamor Netanyahu menurun seiring meningkatnya sentimen anti-pemerintah.

Jajak pendapat Channel 12 menanyakan kepada masyarakat apakah mereka lebih memilih Bennett daripada Netanyahu untuk menjadi Perdana Menteri. Bennett telah membentuk pemerintahan koalisi dengan politisi Israel Yair Lapid pada tahun 2021, menggulingkan Netanyahu dari pemerintahan setelah pemilu pada tahun yang sama.

Menurut jajak pendapat tersebut, Bennett mendapat suara 36 persen dibandingkan dengan Netanyahu yang meraih 28 persen. Tiga puluh satu persen mengatakan mereka tidak memilih siapa pun, sementara sisanya mengatakan mereka tidak tahu. Survei tersebut juga memperlihatkan para responden menyampaikan pendapat mereka tentang para menteri, tokoh militer, dan perang Israel di Gaza.

Jajak pendapat Bennett di Channel 12 dilakukan di tengah meningkatnya sentimen anti-pemerintah di seluruh Israel atas kegagalan Netanyahu dalam memulihkan tawanan Israel yang ditahan di Gaza dan kegagalan keamanan menjelang serangan mendadak Hamas pada 7 Oktober di Israel selatan.

Bennett, seorang nasionalis Yahudi sayap kanan dan mantan jutawan teknologi, sebelumnya menjabat sebagai perdana menteri dan memiliki sejarah pernyataan kontroversial mengenai Palestina. Pada tahun 2013, saat Bennet menjadi anggota kabinet dilaporkan menganjurkan pembunuhan tahanan Palestina daripada membebaskan mereka. “Jika Anda menangkap teroris, Anda harus membunuh mereka,” kata Bennett seperti dikutip oleh Yedioth Ahronoth.

Ketika ditanya mengenai legalitas tindakan tersebut, Bennett kemudian dilaporkan membual, “Saya telah membunuh banyak orang Arab dalam hidup saya – dan tidak ada masalah dengan itu.” Bennett juga telah lama mengadvokasi pemukim Israel, dengan menyatakan pada 2021 bahwa tidak ada negara Palestina yang akan dibentuk di bawah kepemimpinannya sebagai perdana menteri.

Meningkatnya Sentimen anti-Pemerintah

Pada hari Sabtu (22/6/2024), puluhan ribu warga Israel turun ke jalan menuntut pemulihan tawanan dan pemilihan umum dini. Sejumlah jajak pendapat lainnya dilakukan oleh Channel 12 mengenai peringkat persetujuan anggota kabinet Israel lainnya, termasuk Menteri Pertahanan Yoav Gallant, Menteri Keamanan Nasional Itamar Ben-Gvir dan Menteri Keuangan Bezalel Smotrich.

Gallant mendapat 45 persen persetujuan dan 46 persen ketidaksetujuan, Ben Gvir mendapat 68 persen ketidaksetujuan, dan Smotrich mendapat 65 persen ketidaksetujuan. Selain itu, mayoritas responden, yaitu 56 persen, mengatakan mereka tidak menginginkan partai ultra-Ortodoks, termasuk partai Smotrich dan Ben-Gvir, berada di pemerintahan.

Mayoritas dari 51 persen responden mengakui bahwa “kemenangan total” Netanyahu atas Hamas tidak mungkin tercapai dibandingkan dengan 36 persen yang mengatakan hal tersebut. 

Jajak pendapat tersebut dilakukan setelah juru bicara militer Israel Daniel Hagari mengatakan kepada Channel 13 Israel bahwa Hamas tidak dapat diberantas. “Hamas adalah sebuah ide, Hamas adalah sebuah partai, mengakar di hati rakyat. Siapa pun yang berpikir kita bisa melenyapkan Hamas adalah salah,” katanya. Dia juga menekankan perlunya mencari alternatif.

Perang Israel di Gaza, yang telah berlangsung sejak 7 Oktober, telah menewaskan 37.598 warga Palestina, dengan 86.032 orang terluka. Sebagian besar wilayah kantong tersebut berada dalam reruntuhan dengan kondisi kelaparan.