Kodam IV Diponegoro Pastikan tak Pernah Keluarkan Izin Pelat Dinas TNI untuk Bos Tambang


Kodam IV Diponegoro mengatakan pihaknya telah melakukan penyelidikan terkait dugaan keterlibatan anggotanya dalam konflik hutan adat Papua yang melibatkan bos tambang asal Salatiga.

Hal ini disampaikan usai viralnya temuan mobil bos perusahaan Bahana Lintas Nusantara (BLN) Group Nicholas Nyoto Prasetyo asal Kota Salatiga yang menggunakan pelat nomor TNI dilengkapi tanda bintang satu.

“Hasil pengecekan kami sementara ada Indikasi penggunaan plat nomor kendaraan dinas oleh oknum masyarakat tersebut adalah tanpa seizin atau sepengetahuan dari Kodam IV/Diponegoro,” Kepala Penerangan Kodam (Kapendam) IV/Diponegoro Letnan Kolonel Inf Andi Soelistiyo seperti dikutip Inilahjateng, Selasa (25/6/2024).

Dia menambahkan, pihaknya tidak pernah mengeluarkan izin untuk penggunaan pelat dinas TNI terhadap dua mobil diduga milik pengusaha yang dikaitkan dengan konflik tanah adat Papua tersebut.

Pelat Dinas TNI
Sejumlah mobil diduga milik bos BLN Salatiga Nicholas berplat TNI yang viral di Medsos, Sabtu (22/6/2024). (Foto:Inilahjateng) 

Pasalnya belakangan beredar foto kendaraan Hyundai Palisade dan Toyota Alphard menggunakan pelat dinas TNI AD dengan Nomor Registrasi Kodam IV/Diponegoro. 

“Dan di seluruh satuan Kodam IV/Diponegoro untuk kendaraan dinas kami tidak memiliki kendaraan dengan Jenis Hyundai Palisade dan Toyota Alphard,” katanya

Andi menegaskan sampai saat ini Kodam IV/Diponegoro sedang mendalami hal tersebut untuk mengumpulkan keterangan berkaitan dengan permasalahan penggunaan Plat Dinas oleh Nicholas Nyoto Saputro. “Demikian mas saya sampaikan sebagai statemen,” ujarnya

Sebelumnya, konflik tambang emas di Kampung Sawe Suma, Distrik Unurum Guay, Kabupaten Jayapura, Provinsi Papua yang melibatkan warga Papua atas nama Marten Basaur dan seorang investor asal Kota Salatiga bernama Nicholas Nyoto Prasetyo diduga dibekingi pejabat tinggi di TNI.

Dugaan keterlibatan anggota TNI itu muncul setelah beredarnya sebuah video di media sosial TikTok yang memperlihatkan sejumlah mobil mewah di rumah Nicholas di Salatiga tetapi semua berplat nomor tentara.

Pada video berdurasi satu menit itu, memperlihatkan garasi mobil bos perusahaan Bahana Lintas Nusantara (BLN) Group Nicholas ada mobil Alphard dan mobil mewah lainnya dengan plat nomor 8969 IV dan 8946 IV dilengkapi tanda bintang.

Ketua Tim Penasihat Hukum perusahaan BLN Mohammad Sofyan menerangkan, jika kliennya merupakan seorang pengusaha murni. Kemudian, muncul video mobil berpelat nomor TNI disebut adalah milik para relasi.

“Bahwa, klien kami tidak dibackingi institusi apapun baik TNI maupun Polri. Saya tegaskan, tidak terafiliasi dengan institusi apapun. Beliau (Nicho) murni pengusaha. Adanya plat nomor diluar jangkauan kami,” jelasnya, Minggu (23/6/2024)

Sofyan mengatakan, mengenai sejumlah mobil berpelat nomor TNI yang kemudian tersebar ke media sosial pada waktunya akan dijelaskan kliennya.

Sebaliknya, Alvares Guarino selaku kuasa hukum masyarakat adat menduga dalam konflik tersebut diduga ada keterlibatan oknum TNI.

Oknum TNI tersebut diduga membekingi bos tambang asal Salatiga bernama Nicholas Nyoto Prasetyo pemilik BLN Group dan juga menjadi investor beberapa perusahaan di bawah payung Nusantara Grup.

“Jadi, tolong kita semua jangan pakai gerakan-gerakan memakai alat negara. Mereka bilang enggak ada tentara, ada kok. Kami ada bukti foto dan video rekaman semua,” jelasnya Senin (24/6/2024).