Juara US Open 2021, Emma Raducanu, menunjukkan semangat baru dengan mengadopsi filosofi ‘menang saja’ saat memulai pertandingan di Wimbledon. Terinspirasi oleh capaian tim nasional Inggris yang berhasil mencapai perempat final Euro 2024, Raducanu tidak hanya menyaksikan pertandingan tim tersebut dengan penuh semangat, tetapi juga mengenakan jersey tim Inggris selama sesi latihan terakhirnya sebelum Wimbledon.
“Saya memahami para pemain yang diharapkan bermain lebih baik, harus sempurna,” ujar Raducanu dikutip dari situs resmi WTA.
“Pada akhirnya, yang terpenting adalah berhasil melewati garis akhir,” sambungnya.
Dengan mentalitas ini, Raducanu memasuki babak pertama Wimbledon, bertekad untuk ‘menang meski tidak cantik’ jika perlu.
Di depan David Beckham yang menyaksikan dari Royal Box, dia berhasil memenangkan pertandingan melawan Renata Zarazua, petenis yang masuk sebagai lucky loser, dengan skor 7-6(0), 6-3. Meskipun tidak menampilkan tenis terbaiknya, Raducanu fokus pada mengelola permainan dan lawannya daripada berusaha mencapai kesempurnaan.
“Permainan saya bukan tenis yang sempurna,” akunya. “Bukan pukulan bola yang indah dan bersih. Ini lebih tentang mengelola lawan dan mengelola pertarungan serta situasi yang ada.”
Raducanu merujuk pada buku strategi tenis karya Brad Gilbert, “Winning Ugly”, menekankan relevansinya, terutama di babak pembuka Grand Slam yang penuh tekanan.
“Saya rasa ini sangat benar,” komentarnya tentang filosofi buku tersebut. “Untuk bisa lolos itu sangat penting dan besar. Saya pikir ini adalah tanda karakter yang kuat dari saya.”
Pendekatan Raducanu musim ini jelas menunjukkan pergeseran dari perfeksionisme menjadi praktis, bertujuan untuk maju melalui babak dengan cara apa pun yang diperlukan dan memberi dirinya lebih banyak kesempatan untuk memperbaiki permainan seiring berjalannya turnamen.