Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Effendy mengungkap bahwa angka kemiskinan Indonesia per Maret 2024 menjadi yang terendah dalam 10 tahun terakhir.
Hal itu ia sampaikan dalam konferensi persnya terkait Kemisikan Ekstrem yang ada di Indonesia di Kantor KemenkoPMK, Jakarta Pusat, Rabu (3/7/2024).
Muhadjir mengatakan, berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) per Maret 2024 angka kemiskinan di Indonesia sebesar 9,03 persen.
“Angka ini mengalami penurunan sebesar 0,33 persen dari sebelumnya pada bulan Maret 2023 yang 9,36 persen. Angka kemiskinan 9,03 persen ini merupakan angka terendah dalam kurun waktu 10 tahun terakhir,” kata Muhadjir.
Lebih lanjut, Ia menerangkan kondisi kemiskinan ekstrem di Indonesia juga terus mengalami penurunan. Tercatat, persentase penduduk miskin ekstrem Indonesia pada Maret 2024 sebesar 0,83 persen yang mana berhasil turun 0,29 persen poin dari Maret 2023 sebesar 1,12 persen.
Muhadjir menjelaskan, berdasarkan Instruksi Presiden (Inpres) Nomor 4 Tahun 2022, Presiden Joko Widodo menargetkan penurunan angka kemiskinan 7,5 persen, dan angka kemiskinan ekstrem 0 persen di tahun 2024, sehingga waktu yang dibutuhkan hanya tinggal lima bulan lagi.
“Kita upayakan dalam lima bulan ke depan untuk semua intervensi yang sudah ada kita optimalkan. Intervensinya dari tiga strategi, yaitu menekan angka pengeluaran keluarga miskin, menaikkan pendapatan melalui program pemberdayaan, dan kita juga mengoptimalkan penanganan kantong kemiskinan,” tuturnya.
Selain itu, Muhadjir juga menyebutkan rasio gini atau ketimpangan berdasarkan data BPS yang mengalami penurunan positif.
“Gini ratio mengalami penurunan signifikan pada Maret 2024 yaitu mencapai 0,379 poin. Penurunan sebesar 0,009 poin dari tahun sebelumnya sebesar 0,388 poin pada Maret 2023. Kita tahu bahwa rentangan indeks gini 0-1, semakin mendekati nol semakin bagus,” ucap Muhadjir.