Siapa yang tidak tergiur bagi kalangan Muslim di Tanah Air untuk pergi haji dengan cara cepat dan tawaran fasilitas yang nyaman. Namun peminat yang besar, terutama dari kalangan mereka yang berkantong tebal, juga menjadi pasar menggiurkan bagi para penipu, travel nakal dan ilegal.
Wajahnya cemas jika melihat sosok petugas keamanan atau polisi Kerajaan Arab Saudi. Setiap berjalan atau berada di hotel selalu timbul perasaan was-was. Apalagi setiap hari petugas melakukan operasi penggerebekan dan memeriksa setiap jamaah haji.
“Saya merasa seperti buronan,” kata Syamsinar Anni, salah seorang jamaah haji Furoda, menceritakan kisah pilunya, mengutip akun Tiktok @heni_sudiastin. Tak terbayangkan sebelumnya ia berangkat haji di musim haji 2024 ini dan harus mengalami hal seperti ini. Warga Pare-pare, Sulawesi Selatan berusia 40 itu menjadi salah satu korban penipuan modus haji furoda di Kabupaten Barru, Sulawesi Selatan (Sulsel).
Ia semula berharap dengan ongkos haji yang mahal akan mendapatkan fasilitas berhaji yang mewah. Tanda-tanda tidak beres mulai terlihat ketika pihak travel memberikan visa ziarah bukan visa haji mujamalah atau haji furoda seperti yang dijanjikan. Namun, para jemaah tetap berangkat untuk menunaikan ibadah haji.
Karena berangkat menggunakan visa multiple, pemerintah Arab Saudi melarang jamaah masuk ke Makkah selain visa haji. Dia hampir setiap hari digerebek polisi Arab Saudi dan harus kucing-kucingan dengan petugas. Kelompoknya baru bisa masuk ke hotel yang dalam keadaan gelap gulita. “Saat dibawa dari Makkah ke Aziziyah, kayak buronan di hotel dalam keadaan gelap gulita. Pas mobil di pintu hotel, kita langsung disuruh turun. Mereka bilang cepat, cepat. Orang Arab itu bilang, ‘go, go, police’,” bebernya.
Selain itu, Syamsinar juga mengungkap bahwa tanda pengenal yang digunakan para jemaah di Arafah adalah palsu. Dia sempat memprotes di grup WhatsApp terkait pelayanan travel yang tidak sesuai janji sebelum berangkat namun pihak travel justru sempat mengeluarkannya dari grup tersebut. “Setelah itu, saya tidak mau protes nanti saya dibuang di sana (Mekah),” jelasnya.
Polisi kini mengusut kasus travel dengan 41 jemaah di Kabupaten Barru. Penyidik masih fokus melakukan pemeriksaan terhadap saksi. “Ini kami melakukan pemeriksaan saksi-saksi dulu sesuai dengan laporan korban,” kata Kasat Reskrim Polres Barru AKP Salehuddin. Salehuddin menuturkan pihak terlapor dalam kasus ini adalah Al Hijrah Nurul Jannah.
Haji Backpacker-an
Kisah memilukan serupa juga terungkap dalam sebuah akun Facebook. Tri Widayanti, seorang jamaah haji Furoda mengungkapkan pengalamannya berhaji tahun 2022 bersama suaminya tanpa antre dengan biaya sangat mahal antara Rp250-350 juta. “…baru tahu ternyata haji furoda dengan fasilitas semahal itu, ternyata lebih mirip haji mandiri atau backpacker-an,” katanya.
![Razia visa haji](https://i2.wp.com/c.inilah.com/reborn/2024/05/wni_visa_haji_0498c64c41.jpg)
Semula ia mengira haji furoda itu tinggal duduk manis, semua fasilitas ada tinggal fokus ibadah. Seperti menjalankan umroh dengan fasilitas hotel bintang 5. Ternyata ini berbeda, semuanya serba mandiri. Sampai pengurusan administrasi saat berada di Saudi juga diurus sendiri, dari kartu identitas sampai dapat maktab (tempat tinggal selama haji di Mina dan Arafah).
Kalau haji dari pemerintah, tinggal duduk manis karena udah ada yang mengurusi, banyak panitia yang terlibat, banyak transportasinya, jelas kegiatannya apa. Sedangkan haji furoda, harus rebutan bis sama negara lain yang akhirnya butuh berjam jam untuk mengantre. “Gak jelas fasilitasnya. Dan kami harus jalan kaki ke mana-mana karena gak ada transportasi yang disediakan. Kalau ke mana-mana naik taksi yang luar biasa tarifnya. Harus keluar uang terus,” katanya.
Ia pernah berjalan di malam hari sekitar 5 jam tanpa berhenti. Berhenti saat minum aja karena pasti di usir sama para polisi ”Ya Hajj, Ya Hajj!!!”. Begitu terus selama 5 jam. Sampai tidak tahu lagi berhentinya kapan, karena disuruh jalan terus. Maktabnya jauh, untuk melempar jumroh aja perlu berjalan 16km sekitar 3 jam.
“Kalau teman-teman daftar haji (Furoda) di travel besar itu benar-benar VVIP. Memang bagus. Karena setara juga dengan harganya yang 500 jutaan per orang,” tambahnya lagi. Ia mengaku beruntung berhaji dengan teman-teman yang umurnya masih muda, masih kuat secara fisik, masih bisa kuat berjalan. Tidak terbayangkan jika ini menimpa para orang tua.
Fenomena haji seperti ini tidak hanya terjadi di Indonesia. Sepasang suami istri asal Amerika Serikat (AS) meninggal dunia karena sengatan panas saat menunaikan ibadah haji di Arab Saudi setelah pengelola rombongan mereka gagal menyediakan makanan dan air yang cukup di cuaca yang sangat panas.
Pasangan suami istri asal Maryland itu berjalan selama lebih dari dua jam dalam suhu ekstrem yang terkadang melebihi 50 derajat Celsius. Alhaji Alieu Dausy Wurie, 71, dan Haja Isatu Wurie, 65, keduanya kelahiran Sierra Leone, hilang selama berhari-hari dan kehilangan kontak dengan putri mereka sebelum akhirnya dinyatakan meninggal dunia. Keduanya membayar masing-masing US$11.500 atau sekitar Rp188 juta untuk beribadah haji ke tanah suci seperti yang mereka impikan sepanjang hidupnya.
Tawaran Menggiurkan Tanpa Antrean
Program haji furoda menggiurkan karena tidak memerlukan antrean dan mendapatkan undangan langsung dari Kerajaan Arab Saudi. Berbeda dengan haji plus yang diselenggarakan Kementerian Agama RI dengan waktu tunggu sekitar 5-9 tahun, haji furoda memberikan kemudahan bagi jemaah untuk berangkat lebih cepat. Ini membuat haji furoda menjadi pilihan menarik bagi mereka yang ingin segera menunaikan ibadah haji tanpa harus menunggu lama.
![razia haji](https://i3.wp.com/c.inilah.com/reborn/2024/05/2390583_1ae1a5523c.jpg)
Biaya haji furoda pada tahun 2024 berkisar mulai dari 19.000 USD atau sekitar Rp295 juta melansir dari laman website resmi hajifuroda.id. Program ini menawarkan beberapa paket dengan fasilitas yang bervariasi, seperti Paket Silver, Gold, dan Platinum. Calon jemaah harus mempertimbangkan biaya dan fasilitas yang ditawarkan dalam memilih paket haji furoda yang sesuai dengan preferensi dan anggaran mereka mengingat total biayanya bisa di atas Rp500 juta.
Mengutip Himpunan Penyelenggara Umrah dan Haji Khusus (HIMPUH), jemaah furoda berangkat dengan visa mujammalah kemudian. Berdasarkan UU No. 8 tahun 2019 tentang penyelenggaraan Ibadah Haji dan Umroh, haji mujamalah atau haji furoda ini mendapatkan kuota khusus dari pemerintah Arab Saudi dan diakui secara legal dan resmi.
Proses keberangkatan ini tidak dikelola oleh Kemenag, melainkan melalui Penyelenggara Ibadah Haji Khusus (PIHK) atau perusahaan travel yang terdaftar di Kemenag RI. Pemerintah tetap dapat memantau WNI yang melaksanakan ibadah haji meskipun tanggung jawab utama tetap ada pada perusahaan travel yang mengatur keberangkatan.
Siapa yang tidak tergiur bagi kalangan Muslim di Tanah Air untuk pergi haji dengan cara cepat dan tawaran fasilitas yang nyaman. Namun peminat yang besar, terutama dari kalangan mereka yang berkantong tebal, juga menjadi pasar yang menggiurkan bagi para penipu, travel nakal dan ilegal.
Berhati-hatilah dan jangan terburu-buru tergiur dengan bujuk rayu fasilitas haji yang cepat dan nyaman tanpa melakukan pengecekan seksama. Jangan sampai mengalami hal yang sama seperti Syamsinar Anni atau Tri Widayanti. “Haji furoda hanya menang di waktu aja, gak perlu antri. Tapi jangan tanya fasilitasnya,” keluh Tri Widayanti.