Ketua Umum Pimpinan Pusat Persatuan Islam (Persis), Ustaz Jeje Zaenudin, memberikan pandangannya terkait penerapan Kalender Hijriah Global Tunggal (KHGT) oleh Muhammadiyah. Ustaz Jeje menyatakan bahwa keputusan Muhammadiyah patut dihormati sebagai sebuah usulan konkrit dalam usaha menyatukan kalender dunia Islam.
“Keputusan itu patut dihormati sebagai sebuah gagasan atau usulan konkrit sebagai ikhtiar mencari solusi untuk menyatukan kalender dunia Islam,” ujar Ustaz Jeje kepada inilah.com, Jumat (12/7/2024).
Lebih lanjut, Ketua MUI Bidang Seni dan Budaya Islam itu juga menjelaskan bahwa PP Persis secara berkala sering melakukan seminar, forum diskusi kelompok terarah (FGD), dan kegiatan lainnya terkait hisab, rukyat, dan perkalenderan hijriyah dengan berbagai kalangan dan para ahli dari Lembaga Hisab Rukyat Kementerian Agama.
“Beberapa waktu lalu kami juga mengundang narasumber dari PP Muhammadiyah dan LAPAN dalam seminar yang khusus membahas isu penyatuan kalender Hijriyah. Jadi, komunikasi dan diskusi senantiasa terjalin,” tambahnya.
Mengenai kemungkinan kerja sama yang lebih erat antara berbagai organisasi Islam di Indonesia dalam penerapan KHGT, Ustaz Jeje menyatakan bahwa pada prinsipnya seluruh lembaga hisab dan rukyat yang ada pada organisasi-organisasi Islam di Indonesia, bahkan seluruh dunia, berharap mendapatkan satu model atau metode kalender Hijriyah yang dipedomani bersama.
Namun, ia mengakui bahwa realitas di lapangan tidaklah sederhana karena kemunculan hilal sebagai penanda awal bulan memiliki waktu yang berbeda di berbagai wilayah.
Tantangan terbesar dalam penerapan KHGT, menurut Ustaz Jeje, adalah fakta ilmiah astronimis yang membuktikan perbedaan wilayah terbit (mathla’) hilal antar satu kawasan dengan kawasan lain.
Selain itu, perbedaan kewenangan kekuasaan dari masing-masing negara muslim dalam menerapkan metode kalender yang dianut dan diterapkan di negara mereka juga menjadi hambatan.
Terkait pesan kepada umat Islam di Indonesia, Ustaz Jeje berpendapat bahwa apa yang digagas dan diterapkan Muhammadiyah sebagai salah satu alternatif yang ditawarkan merupakan hal yang baik.
“Ini wajar dan bisa jadi bahan komparasi serta kajian kemungkinan atau tidaknya untuk dijadikan alternatif dari metode-metode perkalenderan yang sudah ada selama ini,” jelasnya.
Seperti diketahui, Muhammadiyah telah menerapkan KHGT untuk menggantikan kriteria wujudul hilal dalam menentukan awal bulan Hijriah di penanggalan Islam.
KHGT ini diluncurkan Muhammadiyah bertepatan dengan momen 1 Muharram 1446 Hijriah beberapa hari lalu.
Dikutip di laman resmi Muhammadiyah, konsep KHGT ini digunakan Muhammadiyah dengan mengadopsi ‘Kriteria Turki 2016’ atau hasil forum Muktamar Kalender Islam Global yang digelar di Turki pada tahun 2016.