Di balik penarikan dana Rp15 triliun milik PP Muhammadiyah di Bank Syariah Indonesia (BSI) lewat memo 320/I.0/A/2024, PT Bank Muamalat Indonesia Tbk (Bank Muamalat) malah kebagian berkah.
SEVP Retail Banking Bank Muamalat Dedy Suryadi Dharmawan mengatakan, Bank Muamalat memfasilitasi pembukaan rekening serentak dari amal usaha, organisasi otonom dan ratusan warga Muhammadiyah di Kota Serang, Banten.
Dedy menyambut baik inisiatif dari Muhammadiyah Kota Serang dan siap untuk memberikan pelayanan keuangan terbaik.
Selama ini, kata dia, Persyarikatan Muhammadiyah serta seluruh ekosistemnya merupakan mitra strategis, baik dari sisi pendanaan maupun pembiayaan.
“Kami memiliki hubungan yang sangat baik dengan Persyarikatan Muhammadiyah, termasuk sebagai nasabah sejak lama. Oleh karena itu, kami berkomitmen untuk memberikan solusi keuangan terbaik bagi Muhammadiyah beserta seluruh ekosistemnya,” kata Dedy, Jakarta, Selasa (16/7/2024).
Dedy menjelaskan, sebanyak 23 amal usaha dan organisasi otonom Muhammadiyah Kota Serang berbondong-bondong buka rekening di Kantor Cabang Bank Muamalat Serang. Diikuti ratusan pegawai dan warga Muhammadiyah.
Asal tahu saja, Bank Muamalat dan Pengurus Wilayah (PW) Muhammadiyah Serang telah meneken nota kesepahaman tentang pemanfaatan produk perbankan syariah. Termasuk pembukaan rekening serentak ini merupakan tindak lanjut dari komitmen tersebut.
Selain pembukaan rekening, ke depannya Bank Muamalat membuka kesempatan bagi amal usaha dan organisasi otonom Muhammadiyah kota Serang untuk mendapatkan fasilitas perbankan, di antaranya pengelolaan pembayaran gaji pegawai (payroll), pembiayaan modal usaha, dan pembiayaan multiguna serta KPR untuk pegawai dan warga Muhammadiyah.
Di samping itu, kedua belah pihak juga akan berkolaborasi dalam lingkup pendidikan, kesehatan, sosial dan pengabdian kepada masyarakat. Kolaborasi tersebut akan melibatkan amal usaha Muhammadiyah yang ada di Serang seperti sekolah, klinik, koperasi dan pondok pesantren.
Sebelumnya, Sekretaris Umum PP Muhammadiyah Abdul Mu’ti menegaskan, penarikan dana simpanan Muhammadiyah dari BSI, bukan karena persoalan pribadi terkait dirinya.
Hal itu disampaikan Mu’ti terkait informasi bahwa penarikan dana dan pengalihan pembiayaan dilakukan Muhammadiyah karena dirinya batal menjabat komisaris di BSI. Namun digantikan Felicitas Tallulembang, kader Partai Gerindra.
“Terkait (penarikan dana) BSI saya kira bukan karena Abdul Mu’ti, enggak jadi komisaris ya. Bukan. Karena kalau bagi saya pribadi, mohon maaf, itu bukan sesuatu yang menjadi persoalan begitu,” ujar Mu’ti di kantor PP Muhammadiyah, Kamis (11/7/2024).
Menurut Mu’ti, seluruh jajaran pengurus Muhammadiyah tidak pernah mempersoalkan pemberian jabatan dari pemerintah. Keputusan penarikan dan pengalihan itu, murni hasil kajian bersama di internal. Karena, dana organisasi yang terkonsentrasi di BSI, terlalu besar.
“Jadi bagi saya pribadi enggak ada persoalan dengan itu. Tapi memang Muhammadiyah setelah melakukan berbagai macam pengkajian terhadap dana-dana yang ada di bank, ternyata memang konsentrasi dana terbesar Muhammadiyah itu di BSI,” kata Mu’ti.