Kabar mundurnya Presiden Joe Biden sebagai kandidat di pemilihan presiden Amerika Serikat (AS) kembali menarik perhatian dunia. Salah satu yang menjadi kekhawatiran warga AS adalah faktor kesehatan Joe Biden yang sudah berusia 81 jika ingin melanjutkan memimpin negara adi daya itu.
Setelah acara debat 27 Juni melawan kandidat Republik Donald Trump, publik memperhatikan penampilannya yang lemah. Ia juga terkadang seperti kebingungan, yang memicu gelombang pemberitaan tentang kesehatannya. Kondisinya mirip dengan penyakit Parkinson dengan sedikit gejala yang terlihat pada dirinya.
Namun, beberapa hari kemudian Gedung Putih membantah dan merilis pernyataan bahwa Presiden Biden tidak menjalani perawatan untuk penyakit Parkinson. Laporan media menyebutkan bahwa seorang dokter spesialis penyakit tersebut mengunjungi Gedung Putih sedikitnya delapan kali dari bulan Agustus hingga Maret.
“Apakah presiden pernah dirawat karena penyakit Parkinson? Tidak. Apakah dia sedang dirawat karena penyakit Parkinson? Tidak. Apakah dia minum obat untuk penyakit Parkinson? Tidak,” kata Sekretaris Pers Karine Jean-Pierre dalam sebuah pengarahan.
Terkait tudingan kondisi kesehatannya ini, Politisi Partai Republik mendesak Joe Biden untuk mengundurkan diri dari jabatan Presiden AS, tak lama usai ia menyatakan mundur dari kontestasi Pemilihan Presiden 2024. Mereka mengatakan, keengganan petahana dari Partai Demokrat itu melanjutkan pencalonannya pada periode kedua, menimbulkan pertanyaan tentang kemampuannya untuk terus memerintah.
Bagaimana Cara Mengenali Penyakit Parkinson?
Penyakit Parkinson adalah kelainan neurodegeneratif yang terutama memengaruhi gerakan. Gejala utamanya meliputi tremor, yang sering kali dimulai pada tangan atau jari saat sedang beristirahat. Tremor ini biasanya berirama dan dapat memburuk akibat stres atau emosi.
Kekakuan otot merupakan ciri khas lainnya, yaitu otot menjadi kaku dan tidak fleksibel, sehingga sulit bergerak dengan lancar. Bradikinesia, atau gerakan lambat, juga umum terjadi, yang menyebabkan keterlambatan dalam memulai dan melaksanakan gerakan, sehingga membuat tugas sehari-hari menjadi sulit. Ketidakstabilan postur, yang menyebabkan gangguan keseimbangan dan koordinasi, dapat menyebabkan sering terjatuh atau kesulitan berdiri tegak.
Gejala lain mungkin termasuk berkurangnya kemampuan melakukan gerakan otomatis seperti berkedip atau tersenyum, yang dikenal sebagai hipomimia. Pasien mungkin juga mengalami pelunakan atau pelolongan bicara, yang disebut disartria, dan ekspresi wajah yang tersamar karena berkurangnya gerakan wajah, yang dikenal sebagai hipomimia.
Gejala nonmotorik seperti depresi, kecemasan, gangguan tidur, dan perubahan kognitif juga dapat terjadi. Penyakit Parkinson berkembang secara bertahap, dengan gejala memburuk seiring waktu, yang memengaruhi kualitas hidup dan fungsi sehari-hari. Diagnosis dan pengobatan dini dapat membantu mengelola gejala dan meningkatkan prospek keseluruhan bagi penderita penyakit Parkinson.