Menteri Dalam Negeri Prancis, Gerald Darmanin, mengumumkan pengerahan sekitar 1.000 petugas polisi untuk mengamankan pertandingan sepak bola antara Israel dan Mali di Olimpiade Paris.
Pertandingan ini, bersama dengan laga Ukraina vs Irak, telah diidentifikasi sebagai pertandingan berisiko tinggi oleh pasukan keamanan Prancis.
“Semua kompetisi memiliki rencana keamanan, namun memang benar bahwa dua pertandingan ini, terutama pertandingan di Parc des Princes, akan memiliki keamanan dan perimeter anti-teror yang ditingkatkan,” kata Darmanin.
Selain pengamanan di stadion, semua atlet Israel di Olimpiade Paris akan mendapatkan perlindungan pribadi sepanjang waktu dari polisi elit Prancis, baik di dalam Kampung Atlet Olimpiade maupun di luar kompleks tersebut.
Sumber kepolisian Prancis mengungkapkan bahwa pasukan keamanan mengantisipasi kemungkinan adanya “orang-orang meneriakkan hinaan dari tribun” atau “siulan dan bendera yang dikibarkan selama lagu kebangsaan.”
Europalestine, kelompok aktivis yang berada di balik protes baru-baru ini, menyatakan bahwa mereka merencanakan demonstrasi damai di dalam stadion untuk memprotes “genosida” di Gaza.
Sebelumnya, Ketua Komite Olimpiade Internasional (IOC) Thomas Bach dan Presiden Prancis Emmanuel Macron menolak permintaan Palestina untuk melarang Israel berpartisipasi dalam Olimpiade Paris karena perang di Gaza.
Pengerahan besar-besaran polisi ini menunjukkan keseriusan ancaman keamanan yang dihadapi oleh pertandingan tersebut.
Pertandingan Israel vs Mali dijadwalkan berlangsung pada Rabu (24/7/2024) malam waktu setempat, dan akan menjadi ujian bagi kemampuan Prancis dalam menjaga keamanan Olimpiade di tengah ketegangan politik yang meningkat.