Ekonom senior dari Lembaga Pengembangan Perbankan Indonesia (LPPI), Ryan Kiryanto menyebut, saat ini momentum bagi PT Pertamina (Persero) untuk menyesuaikan harga BBM nonsubsidi atau Pertamax Series.
Karena, sejak Maret 2024, Pertamina mempertahankan harga BBM nonsubsidi meski harga minyak dunia melonjak pesat. Beda halnya dengan SPBU swasta yang beberapa kali melakukan penaikan harga BBM-nya. Asal tahu saja, SPBU swasta itu menjual BBM yang setara BBM nonsubsidi milik Pertamina.
“Setuju, tidak masalah kalau saat ini, harga BBM nonsubsidi harus dinaikkan. Penyesuaikan tersebut akan menjaga casf flow perusahaan, menjaga kondisi keuangan pertamina, sekaligus untuk kesinambungan suplai ke depan,” kata Ryan di Jakarta, Jumat (26/7/2024).
Ryan menambahkan, evaluasi terhadap penyesuaian harga BBM nonsubsidi produk Pertamina, semestinya dilakukan. Karena, Dalam empat bulan tidak menaikkan harga, tentu berpengaruh terhadap kondisi finansial BUMN tersebut. Terlebih harga minyak dunia juga berfluktuasi dan bahkan sempat melejit sejak Maret 2024.
“Makanya kalau saat ini harga BBM non subsidi dinaikkan, hitung-hitungannya mungkin sebagai ‘kompensasi.’ Yakni, karena selama beberapa bulan harga BBM non subsidi tidak disesuaikan, padahal di sisi lain harga minyak dunia ketika itu sedang naik,” jelas Ryan.
Menurut Ryan, keputusan ketika itu untuk tidak langsung menaikkan harga BBM non subsidi, sudah tepat. Sebab, daya beli masyarakat memang sedang melemah. Dalam hal ini, meski BBM non subsidi bukan untuk masyarakat lapis bawah, tetapi jika harga langsung dinaikkan dikhawatirkan akan menimbukan efek, baik langsung maupun tidak langsung.
“Karena bisa merembet ke harga-harga barang di pasar. Sementara barang di pasar, yang membeli kan bukan hanya orang kaya, tetapi juga orang miskin,” kata dia.
Begitu pun, Ryan berpesan, jika harga BBM non subsidi akan dinaikkan, Pertamina harus memperhatikan beberapa hal. Termasuk di antaranya, bahwa kenaikan harga tidak membebani masyarakat dan tidak memberikan efek kepada inflasi.
“Analisisnya harus dari helicopter view. Jadi harus dijaga betul pada tingkat harga berapa BBM nonsubsidi jika ingin dinaikkan, yang tidak memiliki efek inflasi yang kuat,” kata dia.
Ke depan, dia berharap, kenaikan harga BBM nonsubsidi tidak menimbulkan disparitas harga yang terlalu besar dengan BBM subisidi seperti Pertalite. “Hal ini penting, untuk menghindari migrasi agar kuota BBM subsidi juga tetap terjaga,” pungkasnya.