Presiden Palestina Kirim Surat kepada Trump, Ini Isinya


Presiden Palestina Mahmoud Abbas mengirim surat kepada kandidat calon presiden AS dari Partai Republik, Donald Trump. Surat itu dipublikasikan oleh Trump jelang pertemuannya dengan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu di AS pada Jumat (26/7/2024).

Media Times of Israel berhasil memperoleh surat tertanggal 14 Juli 2024 tersebut. Dalam surat itu, Abbas menyatakan keprihatinan yang mendalam atas laporan percobaan pembunuhan Trump di Pennsylvania, 13 Juli lalu.

Abbas pun menegaskan bahwa ‘tindakan kekerasan tidak boleh terjadi di dunia yang menjunjung tinggi hukum dan ketertiban’.

“Menghormati orang lain dengan toleransi dan menghargai kehidupan manusia adalah apa yang harus diutamakan. Tindakan tercela berupa percobaan pembunuhan atau pembunuhan yang berhasil merupakan kelemahan yang disertai kegagalan dalam memahami langkah-langkah damai untuk menyelesaikan konflik,” kata Presiden Palestina itu dalam suratnya.

Abbas juga mengatakan bahwa setiap perbedaan harus diselesaikan melalui komunikasi yang menjunjung tinggi kebebasan berekspresi. Lebih lanjut, ia menyampaikan duka yang mendalam kepada keluarga korban tewas maupun terluka dalam insiden tersebut.

“Pikiran kami juga tertuju pada keluarga mereka yang kehilangan nyawa dan terluka,” kata Abbas.

Merespons surat dari Presiden Palestina itu, Trump pun menyampaikan rasa terima kasihnya.

“Mahmoud, terima kasih karena sudah sangat baik. Semuanya akan baik-baik saja,” kata Trump melalui tulisan tangan di ujung surat Abbas.

Ini tampaknya kali pertama Abbas menghubungi Trump sejak Otoritas Palestina memutuskan hubungan dengan pemerintahan dia lantaran AS mengakui Yerusalem sebagai ibu kota Israel pada 2017 silam.

Trump adalah politisi yang sangat vokal mendukung Israel. Bahkan, hampir di setiap kampanyenya ia menggembar-gemborkan dukungan bagi Israel.

Dalam pidatonya pekan lalu di Konvensi Nasional Partai Republik, capres yang juga mantan presiden AS itu memperingatkan bahwa negara-negara yang menyandera warga Amerika akan menanggung ‘harga yang sangat besar’ jika tidak segera dibebaskan.

Trump tidak merinci sandera mana yang dimaksud. Namun saat ini, kelompok milisi Hamas merupakan salah satu pihak yang sedang menyandera warga AS di Gaza imbas perangnya dengan Israel.

Lima sandera Amerika diyakini ditahan oleh Hamas di Gaza sejak serangan 7 Oktober lalu.

Trump pun berulang kali menyatakan bahwa serangan Hamas pada 7 Oktober tidak akan terjadi jika dia menjadi presiden AS.