Belum lama ini media sosial dihebohkan dengan fenomena maraknya anak-anak yang melakukan praktik cuci darah di Rumah Sakit dr Cipto Mangunkusumo (RSCM) Jakarta.
Salah satu faktor penyebabnya adalah puluhan anak itu mengalami penyakit ginjal. Padahal kondisi gagal ginjal umumnya dialami oleh orang dewasa.
Untuk menghindari kerusakan ginjal, setidaknya harus diperhatikan minuman yang biasa dikonsumsi. Karena bisa jadi minuman yang Anda kira sehat ternyata bisa merusak ginjal.
Mengutip Eat This, terdapat empat minuman yang bisa merusak ginjal jika dikonsumsi secara berlebihan. Bahkan minuman ini mungkin salah satu yang termasuk minuman populer yang kerap Anda minum.
Berikut 4 Minuman yang Bisa Merusak Ginjal:
1. Soda
Sebuah studi tahun 2016 yang diterbitkan dalam jurnal Nephrology menemukan bahwa, di antara 2.382 peserta dalam studi Tehran Lipid dan Glukosa, mereka yang minum lebih dari empat minuman ringan bergula dalam seminggu memiliki risiko dua kali lipat terkena penyakit ginjal dibandingkan mereka yang minum setengahnya.
Temuan yang diterbitkan dalam jurnal Epidemiology menemukan bahwa individu yang melaporkan konsumsi dua atau lebih cola setiap hari, yang biasanya mengandung asam fosfat beresiko lebih tinggi terkena penyakit ginjal kronis dibandingkan mereka yang menghindari minuman tersebut.
2. Soda Diet
Menurut sebuah studi tahun 2011 yang diterbitkan dalam Clinical Journal of American Society of Nephrology, di antara 3.318 peserta wanita dalam Nurses’ Health Study, mereka yang minum dua atau lebih minuman soda dengan pemanis buatan sehari memiliki kemungkinan dua kali lebih besar mengalami penurunan fungsi ginjal.
3. Jus Kemasan
Dengan kandungan gula yang tinggi dan kalori yang banyak, jus bukanlah teman ginjal Anda.
Di antara peserta studi Lipid dan Glukosa Teheran, individu yang meminum minuman manis memiliki tingkat penyakit ginjal kronis yang jauh lebih tinggi dibandingkan mereka yang jarang meminum minuman manis.
4. Alkohol
Sebuah studi perbandingan yang diterbitkan dalam jurnal Nephrology Dialysis Transplantation menemukan bahwa, di antara kelompok yang terdiri dari 6.259 orang dewasa, mereka yang melaporkan diri sebagai peminum berat memiliki tingkat albuminuria yang jauh lebih tinggi, yang merupakan indikator kandungan protein albumin dalam urin seseorang dan tanda penyakit ginjal.