Majelis Kehormatan Dewan (MKD) memanggil redaksi Majalah Tempo terkait dengan pemberitaan mengenai jual beli kuota haji dalam penyelenggaraan ibadah haji beberapa waktu lalu. Namun, dalam agenda ini redaksi Tempo tidak menghadiri panggilan tersebut.
Ketua MKD, Adang Daradjatun menegaskan pemanggilan tersebut ditujukan memberikan klarifikasi lebih lanjut mengenai pemberitaan yang menyeret anggota dewan ini.
“Rekan-rekan media maupun Tempo jangan salah paham bahwa tugas Mahkamah Kehormatan Dewan (MKD) adalah menjaga etika dan kehormatan anggota dewan. Nah kalau kita baca di depan majalah Tempo, halaman terbesar utama di depan jelas sangat merasakan perlunya adanya pendalaman gitu ya, klarifikasi loh bukan pemeriksaan,” kata Adang di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta Pusat, Senin (29/7/2024).
Adang mengatakan dalam pemberitaan tersebut, jelas majalah Tempo menyatakan ada dugaan jual-beli kouta dan suap miliaran rupiah kepada anggota Dewan Perwakilan Rakyat. Sebagai MKD, Adang mengatakan tugasnya untuk mengklarifikasi apakah benar ada anggota DPR RI yang telah menerima suap miliaran rupiah.
“Saya sebagai Ketua MKD dan pimpinan MKD dan anggota bertanggungjawab atas berita ini, nah oleh karena itu kami ini hari mengundang majalah Tempo dan redaksinya, terutama rekan kita yang berbicara di suatu media, suatu rekaman, sehingga jelas. Jadi sekali lagi undangan itu klarifikasi, dan saya sangat menghormati Undang-Undang Pers dan kode etik pers,” tuturnya.
Dalam kesempatan yang sama, Anggota MKD Habiburokhman membenarkan undangan yang ditujukan kepada redaksi Majalah Tempo dan seorang wartawan yang menjadi pembicara di podcast wartawan Tempo. Menurutnya, inisiatif MKD untuk memanggil redaksi Majalah Tempo untuk membuktikan dugaan kasus jual beli kuota haji yang melibatkan anggota dewan ini.
“Kami akan tindaklanjuti dan kami akan proses siapapun yang melakukan atau menerima suap tersebut,” ucapnya.
Habiburokhman pun mengaku MKD akan sangat terbuka untuk berdiskusi dengan pihak Tempo tentang mekanisme klarifikasi dilakukan seperti apa. Namun yang didapati oleh sekretariat justru pihak Tempo tidak berkenan untuk hadir hari ini.
“Dan kami sebetulnya mencoba lagi siapa tahu teman-teman berkenan lagi di Minggu yang akan datang, untuk memberikan keterangan di sini. Intinya bentuknya atau mekanismenya kami serahkan ke teman-teman, kalau ingin di persidangan tertutup, kami siap mengikutinya,” ujarnya.