Trump Sebut Orang Yahudi Memilih Kamala Harris Harus ‘Diperiksa Kepalanya’


Mantan presiden AS Donald Trump yang juga kandidat presiden dari Partai Republik tak bisa lepas dari kontroversi. Kali ini ia mengatakan siapa pun orang Yahudi yang memilih kandidat Partai Demokrat Kamala Harris harus segera ‘memeriksakan kepalanya’.

Dalam sebuah postingan di Truth Social, platform media sosial milik Trump, Capres Partai Republik itu menyerang Harris dan pertemuannya yang ‘menghina’ dengan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu. 

Harris, yang baru terpilih sebagai Capres dari Partai Demokrat itu mengatakan kepada Netanyahu bahwa dia berharap dapat mencapai kesepakatan damai, dan menegaskan bahwa dia tidak akan ‘diam’ mengenai penderitaan di Gaza.

Trump juga menyebut Harris melewatkan pidato Netanyahu di Kongres, dengan mengatakan itu adalah kewajiban sebagai Wakil Presiden untuk hadir.

“Ketidakmampuannya [Harris] akan memperpanjang perang dan menunda pembebasan sandera,” katanya, mengacu pada perang Israel di Gaza dan pembebasan tawanan Israel. Ia menambahkan bahwa Harris adalah bagian dari pemerintahan yang sama yang “mempermalukan kita di Afghanistan dengan ketidakmampuan mereka yang parah”.

Menurut The Washington Post, Harris melewatkan pidato Netanyahu dan malah menghadiri acara kampanye terpisah di Indianapolis. Trump juga mengkritik calon pemilih religius yang akan memilih Harris atau kandidat Demokrat lainnya.

“Setiap orang Yahudi yang memilih Kamala, atau seorang Demokrat, harus segera diperiksakan kepalanya. Begitu pula umat Katolik, yang dianiaya oleh Pemerintahan ini, tidak boleh memilih Kamala yang berhaluan kiri radikal,” katanya. Postingan itu muncul sehari setelah politisi Republik itu bertemu Netanyahu di Florida untuk mencoba memperbaiki hubungan mereka.

Ini bukan pertama kalinya Trump membuat komentar seperti itu. Mantan presiden itu mengatakan pemilih Yahudi Biden “harus diperiksa kepalanya” pada bulan April, menuduh presiden saat ini ingin segera menghentikan bantuan ke Israel.

Pada saat yang sama, kandidat tersebut juga mengatakan orang Yahudi yang memilih Demokrat “membenci Israel” dan negara mereka pada bulan April.

Trump telah menggunakan kampanye kepresidenannya untuk mendapatkan dukungan agama dengan menuduh Harris berprasangka buruk terhadap orang-orang Yahudi. Akan tetapi, beberapa kritikus berpendapat bahwa pernyataannya sendiri bersifat antisemit, mengingat pernyataan tersebut memicu kebencian terhadap orang Yahudi karena afiliasi politik mereka. 

Mantan presiden itu menuduh Harris, yang menikah dengan seorang pria Yahudi, “tidak menyukai orang Yahudi” dan “tidak menyukai Israel” di sebuah konvensi keagamaan di Florida. Ia juga mengklaim bahwa Harris “benar-benar menentang orang-orang Yahudi” di North Carolina pada hari Rabu.