Sibuk Bikin Gerakan Lupakan Tugas Utama, Pedagang Pasar Lontarkan Kritik Menohok Bapanas


Ikatan Pedagang Pasar Indonesia (Ikappi) melontarkan kritik menohok kepada Badan Pangan Nasional (Bapanas) yang sibuk membuat gerakan ketimbang menjalankan tugas sesuai Peraturan Presiden (Perpres) No 66 Tahun 2021 tentang Bapanas.

“Bapanas dibentuk untuk memastikan kedaulatan pangan, ketahanan pangan, kemandirian pangan. Itu berdasarkan Perpres 66/2021. Bukan membuat gerakan-gerakan tambahan semacam ini. Seharusnya Bapanas koordinasikan pangan kita untuk dapat terpenuhi, sesuai kebutuhan,” papar Sekretaris Jenderal (Sekjen) Ikappi, Reynaldi Sarijowan, Jakarta, Selasa (30/7/2024).  

Penafsiran Reynald, tugas utama Bapanas adalah mengkoordinasikan, merumuskan, menetapkan  kebijakan ketersediaan pangan, stabilisasi pasokan serta harga pangan. “Inilah yang direkomendasikan ke kementerian teknis, bukan malah membuat gerakan-gerakan yang mengendorkan petani. Ini jelas menyakiti hati rakyat indonesia,” paparnya.

Sebelumnya, Sekretaris Utama Bapanas, Sarwo Edhi menyebut Gerakan Stop Boros Pangan yang digagas Bapanas, membuat Indonesia bebas dari impor pangan. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) dan organisasi pangan dunia, sebanyak 30 persen pangan terbuang sia-sia.

Angka itu, kata dia, mampu untuk mencukupi kebutuhan pangan sebanyak 60-120 juta jiwa penduduk dunia.

“Kalau kita berhemat boros pangan misalnya 20-30 persen yang terbuang, Insha Allah bisa berhemat 6 juta ton. Kalau kita bisa hemat 20 persen saja maka impor tidak perlu dilakukan,” kata Sarwo usai Rapat Koordinasi Perencanaan Pembangunan Ketahanan Pangan 2025 di Hotel Sultan, Jakarta, Senin (29/7/2024).

Tahun ini, dia bilang, pemerintah menambah kuota impor beras dari sebelumnya hanya 2 juta ton, ditambah 1,6 juta ton, menjadi 3,6 juta ton. Sementara, jumlah total impor beras yang masuk sudah mencapai 2,2 juta ton yang didominasi beras dari Thailand dan Vietnam.

Tak hanya beras, ada beragam impor pangan yang dilakukan pemerintah yakni bawang putih, jagung, dan kedelai. Adapun Bapanas aktif untuk menyosialisaiskan Gerakan Selamatkan Pangan (GSP) melalui kegiatan Stop Boros Pangan.

Hal itu sebagai upaya pencegahan food waste (sisa pangan) serta perubahan perilaku masyarakat. Bapanas menggencarkan sosialisasi Stop Boros Pangan melalui tulisan, konten video kreasi, hingga inovasi pengolahan pangan berlebih menjadi varian menu baru sebagai upaya menarik anak-anak muda untuk bisa bergerak mendukung upaya itu.