Menggunungnya utang pemerintah hingga Rp8.444,87 triliun di semester II-2024, menarik perhatian Ketua Umum PDI-Perjuangan Megawati Soekarnoputri. Dia menyebut, posisi utang pemerintahan Jokowi sudah di ujung tanduk, alias mengkhawatirkan.
Tak segan, Megawati menyebut kinerja perekonomian saat dirinya menjabat presiden pada 23 Juli 2001 hingga 20 Oktober 2004 lebih moncer ketimbang saat ini.
“Saya waktu sebagai Presiden, disuruh menangani BLBI, BPPN, 3.000 kredit macet loh, tapi saya jalankan selesai. Saya sampai diberi award karena kok bisa Indonesia bayar utang IMF,” ujar Megawati dalam pidato kebangsaan di Musyawarah Kerja Nasional (Mukernas) Partai Perindo, Jakarta Concert Hall, Jakarta Pusat, Selasa (30/7/2024).
“Ini kan sekarang keadaan begini, saya sendiri mikir, siapa yang ngurusin ya? Coba Pak Hary Tanoe. Bagaimana kalau ilmu-ilmu dasar sekarang,” imbuhnya.
Megawati menyinggung pemerintah Indonesia yang melupakan potensi energi nuklir yang bisa dimanfaatkan untuk kehidupan masyarakat. Beda dengan era Bung Karno yang sejak lama mendorong pengembangan nuklir.
“Saya melihat bangsa Indonesia ini menjadi bangsa yang turun, turun dari sisi pengetahuan kebangsaannya, turun dari sisi semangat perjuangannya, itu menurut saya sih khawatir ya,” ucap Megawati.
Megawati juga menyinggung nilai tukar (kurs) rupiah terhadap dolar AS yang terus merosot. Berdampak kepada kenaikan harga karena barang-barang di Indonesia lebih banyak impornya.
“Kita tahu toh yang namanya dolar aja sekarang ditekan terus toh, padahal itu sudah mau Rp16.000 sekian gitu kan, itu kan berarti nekannya itu kan sudah, BI-nya. Itu sudah boleh dipikir mengkhawatirkan menurut saya,” ucap Megawati.
“Karena dulu saya juga mengalami. Waktu dulu saya itu dolar itu Rp18 ribu, makanya mengapa banyak pebisnis itu ketika mau bayar utang, modal enggak bisa, dari 2000-an naik begitu,” imbuhnya.
Menurutnya, melambungnga harga rupiah perlu dipantau dan dibahas. Apalagi, bunga utang Indonesia telah melambung tinggi.
“Nah ini harus ada pemantauan itu, Pak Hary Tanoe, harus ada diskusi, so what kalau utang kita ini sekarang saya dengar kalau untuk bayar yang sekarang saja bunganya sudah sekitar Rp164 triliun, kalau salah tolong dibetulkan,” ucap Megawati.
“Lah, bayangi itu bunga loh, terus mau gimana nih, gitu loh. Dengan demikian, kita kan juga mestinya melihat dengan seperti itu apa sih yang menjadi masalah,” tandasnya.