Jurus BI Tingkatkan Literasi Digital UMKM yang Masih di Bawah 50 Persen


Bank Indonesia (BI) menyebut tingkat literasi digital terutama bagi Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) Indonesia ternyata masih rendah.

Menurut catatan Otoritas Jasa Keuangan (OJK), literasi digital UMKM Indonesia masih di bawah 50 persen.

Kepala Departemen Komunikasi BI, Erwin Haryono mencatat, secara nasional ada sekitar 31 juta merchant yang sudah menggunakan QRIS, dan 95 persennya adalah UMKM.

Quick Response Code Indonesian Standard (QRIS) adalah standarisasi pembayaran menggunakan metode QR Code dari BI agar proses transaksi dengan QR Code menjadi lebih mudah, cepat, dan terjaga keamanannya.

“Nah kami sekarang punya strategi yang lebih kena, experiencing itu penting. Jadi saya kira di mana-mana proses transformasi digital, salah satu elemennya adalah experiencing dan QRIS itu punya elemen itu,” ujar Erwin dalam Festival Ekonomi Keuangan Digital dan Karya Kreatif Indonesia (FEKDI X KKI) 2024 di Jakarta Convention Center (JCC), Jakarta, Sabtu (3/8/2024).

“Jadi saya sih berharap upaya-upaya literasi keuangan dengan digitalisasi itu akan lebih dirasakan manfaatnya oleh si pelaku dan dengan demikian dia bisa langsung masuk ke situ,” kata dia menambahkan.

Berikutnya, proses peningkatan literasi keuangan dengan digitalisasi itu tidak hanya berhenti ketika pelaku UMKM punya rekening, dan memiliki QRIS. Upaya yang saat ini sedang dibangun oleh BI adalah membuat Payment ID.

“Jadi kan gini. Ekonomi digital itu apa sih? Ekonomi digital itu adalah aktivitas ekonomi yang dilakukan di dalam platform digital. Keterwakilan kita di sana kan oleh ID. Konsepnya ada digital ID sebetulnya. Nah, di kita itu belum duduk,” katanya.

“Nanti sebentar lagi, project Payment ID ini akan diluncurkan sehingga every single transaction yang ada di digital platform itu kan ada pemiliknya. Dari situ akan tercipta data yang luar biasa nih. Nah, strategi ini yang sekarang sedang kami tempuh,” beber dia menambahkan.

Bank Indonesia (BI) terus memperbaharui, menyempurnakan dan memperluas digitalisasi sistem pembayaran melalui penyusunan Blueprint Sistem Pembayaran Indonesia (BSPI) 2030

Pada lima tahun terakhir, berbagai hasil positif dari implementasi BSPI 2025 telah diraih melalui inisiatif SNAP, QRIS, BI-FAST, Elektronifikasi.

Pada triwulan II-2024 transaksi ekonomi dan keuangan digital mampu mencatatkan kinerja yang kuat, didukung oleh sistem pembayaran yang aman, lancar, dan andal. Hal tersebut ditunjukkan oleh transaksi BI-RTGS yang naik 13,42 persen secara tahunan (year on year/yoy) menjadi Rp42.008,08 triliun.

Sementara dari sisi ritel, volume transaksi BI-FAST meningkat 67,79 persen (yoy) menjadi 785,95 juta transaksi. Transaksi perbankan digital pun tumbuh positif sebesar 34,49 persen (yoy) sehingga mencapai 5.363,00 juta transaksi.

Begitu pula dengan transaksi QRIS yang mampu mencatatkan pertumbuhan sebesar 226,54 persen (yoy), dengan jumlah pengguna mencapai 50,50 juta dan jumlah merchant 32,71 juta.