Anggota Unit Kerja Koordinasi (UKK) Nefrologi IDAI dr Ina Zarlina menyebut memang secara tak langsung makanan atau minuman yang manis, tak dapat membuat seorang anak mengalami infeksi saluran kemih (ISK).
Hanya saja penyakit seperti obesitas dan hipertensi akibat mengonsumsi makanan manis, dapat menjadi awal terjadinya ISK.
“Tetapi terlalu banyak (mengonsumsi) gula, dia menyebabkan obesitas. Obesitas ini dari beberapa jurnal merupakan salah satu faktor risiko hipertensi atau darah tinggi,” ungkap Ina secara virtual dalam diskusi bertajuk 'Infeksi Saluran Kemih pada Anak, Jakarta, dikutip Rabu (7/8/2024).
“Nah tentunya kita tahu penyakit hipertensi itu bisa menyebabkan penyakit ginjal kronik, jadi gagal ginjal, tapi memang tidak secara langsung. Jadi dalam waktu panjang lewat obesitas dan lain-lain,” sambungnya.
Jarang Minum Air Putih
Selain itu, dirinya menyatakan anak zaman sekarang yang jarang minum air putih, jarang makan sayur dan buah sehingga dapat turut mempengaruhi pola defekasi atau buang air besar (BAB) pada anak, yang dapat berujung pada penyebab ISK.
“BAB tidak lancar, hal ini bisa menganggu berkemih sehingga yang tadinya harusnya lampias, mungkin residu urin karena pola BAB tidak normal, ini bisa menyebabkan ISK,” ujarnya.
Tak hanya melalui pola makan saja, Ina juga menjelaskan ISK pada bayi juga dapat disebabkan, karena orang tua tidak rutin mengganti popok dalam kurun waktu empat jam sekali.
Tidak Rajin Ganti Popok
“Ada penelitian memang kalau tidak salah di Jepang, dia melakukan penelitian terhadap bayi yang memakai popok dry, itu makin jarang dia mengganti, risiko infeksi (saluran kemih) meningkat,” ucap dia.
“Jadi disarankan 4 jam sekali diganti walaupun sepertinya masih kering, karena bisa saja terkontaminasi terutama pada anak perempuan, saluran uretranya pendek itu bisa menyebabkan ISK bawah,” lanjutnya.
Ina juga membeberkan beberapa cara untuk menghindari ISK, bisa dengan menjaga kehigienisan pribadi. Lalu pada anak balita dapat diajarkan cara berkemih melalui toilet training.
“(Lalu) makan minum yang sesuai, jangan sampai kurang cairan, anak sekarang banyak minum berwarna-warna mungkin itu bisa diedukasikan pada anak-anak. Kemudian cara mencebok pada perempuan juga berpengaruh, karena mencebok itu arahnya dari depan ke belakang,” tutur Ina.
“Juga tidak menunda-nunda berkemih. Kadang anak-anak kalau sudah bermain malas padahal dengan menunda berkemih maka ada kuman dan berkembang biak kumannya. Dan meningkatkan konsumsi serat juga biar bisa BAB teratur,” tandasnya.