Kemarau Industri Tekstil, Banyak PHK Meski Investasi Asing Tumbuh 66 Persen


Seretnya permintaan baik dari pasar domestik maupun global, membuat industri tekstil dan produk tekstil (TPT) harus mengurangi jumlah pekerjanya.

Direktur Industri Tekstil, Kulit, dan Alas Kaki Kementerian Perindustrian (Kemenperin), Adie Rochmanto Pandiangan mengatakan, serapan pekerja tekstil turun 7,5 persen, pakaian 0,89 persen dibandingkan 2023.

“Saat ini, jumlah tenaga kerja untuk industri tekstil dan produk tekstil (TPT) sebanyak 957.122 orang. Sedangkan industri pakaian sebanyak 2,91 juta pekerja. Jumlah pekerja tekstil juga merosot dibandingkan satu dekade lalu yang mencapai 1,24 juta pekerja,”  kata Adie, Jakarta, Kamis (8/8/2024).

Sementara buruh industri pakaian jadi, kata Adie, mengalami kenaikan dari 2,16 juta pada 2015. Total pekerja tekstil mencapai 3,87 juta atau berkontribusi 20,51 persen terhadap penyerapan tenaga kerja industri manufaktur.

“Memang sesuai dengan keadaan pasar, kalau kita hubungkan dengan PHK dan sebagainya, ini (serapan tenaga kerja) mengalami penurunan,” kata Adie

Kondisi ini, lanjutnya, terlihat dari perkembangan utilisasi produksi yang terus mengalami penurunan secara bulanan maupun tahunan. Pada Juni 2024, misalnya, utilitas industri tekstil mencapai 55,28 persen. Atau turun dibanding bulan sebelumnya sebesar 56,23 persen. 
“Sedangkan pada tahun lalu levelnya masih 69,75 persen,” ungkapnya.

Di sisi lain, menurut Adie, utilitas produksi industri pakaian jadi pada Juni 2024 mencapai 77,44 persen. Turun dibandingkan bulan sebelumnya sebesar 85,72 persen dan merosot juga dari tahun lalu yang berada di posisi 78,39 persen.

“Investasi kita di PMA itu justru meningkat di kuartal II-2024 ya, 66,29 persen, sedangkan investasi PMDN turun 10,41 persen. Ini yang bisa kita lihat, investasi asing punya Korea, Taiwan, China itu masih melihat kita tempat usaha yang baik,” ujarnya.

Informasi saja, nilai PMA pada triwulan II-2024 mencapai Rp6,01 triliun, atau meningkat dari tahun lalu yang mencapai Rp3,61 triliun.

Sementara itu, investasi dalam negeri atau PMDN kuartal kedua tahun ini sebesar Rp4,17 triliun atau turun dari periode yang sama tahun lalu mencapai Rp4,65 triliun.