Setelah menanti 13 hari penuh harap sejak upacara pembukaan, akhirnya lagu ”Indonesia Raya” menggema di arena Olimpiade Paris 2024. Momen ini tercipta berkat kerja keras Veddriq Leonardo, atlet panjat tebing yang berhasil mengukir sejarah dengan meraih medali emas pertama untuk Indonesia. Tak hanya sekadar kemenangan, Veddriq mengukir namanya dalam sejarah dengan waktu hanya 4,75 detik—detik-detik yang menyelamatkan wajah Indonesia di pentas Olimpiade.
Atmosfer tegang yang menyelimuti Arena Le Bourget seketika berubah menjadi euforia saat layar penunjuk waktu di jalur Veddriq menunjukkan angka 4,75 detik.
Catatan waktu ini menandai kemenangan tipis Veddriq atas wakil China, Wu Peng, yang hanya berselisih 0,02 detik. Kemenangan ini tak hanya berarti medali emas, tetapi juga menorehkan sejarah baru sebagai emas pertama Indonesia di Olimpiade Paris 2024, sekaligus emas pertama di luar cabang bulu tangkis.
“Emas ini adalah hasil dari kerja keras, usaha, dan dedikasi semua pihak—tim pelatih, atlet, teman-teman, dan keluarga. Ini adalah kado untuk Indonesia,” ujar Veddriq dengan senyum penuh kebahagiaan.
Selebrasi kemenangan Veddriq tak hanya dirasakan oleh dirinya, tetapi juga oleh seluruh tim panjat tebing Indonesia.
Pelatih Hendra Basyir, yang biasanya tenang dan dingin, tak kuasa menahan air mata kebahagiaan. Dia memeluk semua orang di sekitarnya, merayakan momen bersejarah ini. Rahmad Adi Mulyono, rekan Veddriq yang sempat dikalahkan di babak awal eliminasi, juga ikut bersorak penuh kegembiraan, ”Akhirnya!” teriaknya, mengekspresikan kebahagiaan yang telah lama dinantikan.
Saat lagu “Indonesia Raya” berkumandang dan bendera Merah Putih berkibar di puncak tiang, Veddriq menyanyikan liriknya dengan penuh khidmat.
Di bawah panggung, dua pemanjat putri Indonesia, Rajiah Sallsabillah dan Desak Made Rita Kusuma Dewi, turut bernyanyi sembari meneteskan air mata haru. Bagi mereka, kemenangan ini bukan sekadar medali emas, tetapi juga sebuah penebusan setelah kekecewaan yang dialami tim putri sehari sebelumnya.
Kemenangan ini mengakhiri masa paceklik medali emas bagi kontingen Indonesia di Paris, hanya tiga hari sebelum penutupan Olimpiade.
Lebih dari itu, emas ini juga menjadi pelipur lara bagi tim panjat tebing Indonesia setelah sebelumnya mengalami kepahitan di nomor putri.
Perjalanan Veddriq menuju kemenangan ini tidaklah mudah. Sejak awal, ia menghadapi berbagai tekanan dan tantangan, namun berhasil mengatasinya dengan konsistensi yang luar biasa. Dalam setiap babak putaran final, Veddriq selalu mencatatkan waktu di bawah 4,9 detik, sebuah prestasi yang membuktikan ketangguhannya.
Di luar arena, suasana meriah juga dirasakan oleh rekan-rekan Veddriq di pemusatan latihan nasional di Bekasi, yang menyaksikan kemenangan ini melalui layar televisi. Veddriq, seusai juara, sempat terhubung dengan mereka melalui video virtual, memperlihatkan betapa eratnya hubungan kekeluargaan di dalam tim.
Ketua Umum Federasi Panjat Tebing Indonesia (FPTI), Yenny Wahid, yang hadir menyaksikan langsung kemenangan ini, menyebut bahwa emas Veddriq adalah hasil dari perjuangan panjang selama bertahun-tahun.
“Alhamdulillah, ini adalah titik kombinasi seluruh perjuangan selama bertahun-tahun. Momen ini bersejarah. Terima kasih untuk dukungan seluruh masyarakat Indonesia,” ujarnya penuh haru.
Dengan kemenangan ini, Veddriq Leonardo telah membuktikan bahwa 4 detik saja bisa mengubah segalanya—menyelamatkan wajah Indonesia di kancah internasional dan mengukir sejarah baru di Olimpiade Paris 2024.