Di tengah gaduhnya polemik ada-tidaknya investor di Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara, perusahaan asal Amerika Serikat (AS) malah meninggalkan Indonesia. Waduh. Pertanda, kepercayaan investor mulai rontok?
Namanya, Air Products and Chemicals Inc, perusahaan petrokimia asal AS, menyatakan mundur dari proyek gasifikasi batu bara di Tanjung Enim, Sumatera Selatan. Padahal, proyek tersebut masuk Proyek Strategis Nasional (PSN), kebanggan Presiden Jokowi.
Atas mundurnya Air Products dan Chemicals Inc ini, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Arifin Tasrif buka suara. “Salah satu alasan Air Products and Chemicals Inc keluar dari PSN, karena investasi di AS lebih menarik,” kata Menteri Arifin, dikutip Kamis (28/12/2023).
Selain itu, kata dia, pemerintah AS menawarkan subsidi, khususnya bagi pengembangan proyek energi baru dan terbarukan (EBT). Tak keluar dari proyek kerja sama dengan PT Bukit Asam Tbk (PTBA), Air Products and Chemicals juga membatalkan proyek hilirisasi batu bara lainnya di Indonesia.
Sementara itu, PTBA tetap berkomitmen mendukung pemerintah dengan melaksanakan program hilirisasi di sektor batu bara meski kehilangan partner dalam pengembangan proyek tersebut.
Corporate Secretary Bukit Asam, Niko Chandra mengatakan untuk merealisasikan program hilirisasi yang optimal, perusahaan telah mengalokasikan cadangan batu bara yang dikhususkan untuk pengembangan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) di Tanjung Enim, Sumatera Selatan (Sumsel) sebagai sentra industri berbasis hilirisasi dan energi.
“PTBA telah mengalokasikan cadangan batu bara khusus untuk proyek hilirisasi, sehingga kebutuhan batu bara untuk industri hilirisasi dapat terjamin,” katanya.
Proyek gasifikasi batu bara yang digagas PTBA ditetapkan sebagai PSN melalui Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 109 Tahun 2020 yang diteken Presiden Jokowi pada 17 November 2020.
Proyek gasifikasi batu bara merupakan pemrosesan batu bara menjadi dimethyl ether (DME) untuk digunakan sebagai alternatif pengganti LPG. Proyek ini awalnya dikembangkan dan dilaksanakan bersama antara PTBA PT Pertamina (Persero), dan Air Products and Chemicals Inc sebagai investor dengan nilai investasi berkisar US$2,1 miliar.
Namun, Air Products and Chemicals Inc, memutuskan hengkang dari proyek itu. Pabrik gasifikasi batu bara akan mengolah 6 juta ton batu bara per tahun untuk diproses menjadi 1,4 juta ton dimethyl eter (DME) yang mampu mengurangi impor LPG sebanyak lebih dari 1 juta ton per tahun.
Leave a Reply
Lihat Komentar