Panglima Tim Dozer, Rully Rozano Zarwan jelaskan duduk perkara soal kehebohan pernyataan ‘ratakan Sulsel dengan Rp50 milar’. Ia merasa ucapannya dipelintir oleh media.
Pasalnya, pada saat sesi wawancara usai konsolidasi pemenangan pasangan Andi Sudirman Sulaiman-Fatmawati Rusdi (ASS-Fatma) pada Pilgub Sulsel 2024 di Hotel Swiss-Belinn, Panakkukang, Makassar, (8/8/2024), dirinya hanya menjelaskan soal persiapan menghadapi pilkada.
Ia mengatakan, mengenai uang kampanye Rp50 miliar tersebut adalah respon dirinya terhadap pernyataan wartawan. “Rp50 miliar itu bukan dari saya, ada wartawan yang sebut Rp50 miliar, jadi saya jawab itu kecil,” katanya saat dihubungi wartawan, Senin (12/8/2024).
Menurutnya, dengan rangkaian pengalaman pemilu, pileg dan pilpres, nominal Rp50 M untuk relawan dan struktur tim pemenangan di 24 kabupaten kota di Sulsel, hanya operasional. “Bahkan, setelah itu ada lagi wartawan yang tanya, apakah kalau Rp400 Miliar juga kecil, saya jawab itu bukan kewenangan saya lagi, harus sama struktur tim pemenangan resmi, ” ujar Rully.
Soal diksi ‘ratakan Sulsel’, ia menjelaskan, memang itu bagian dari jargon kampanye. Adapun maksudnya, slogan ‘Ratakan’ yang bermakna kemenangan harus merata. Dia punya target memenangkan seluruh kabupaten/kota di Sulsel.
“Ratakan itu karena kita maunya semua menang merata, jadi enggak ada daerah merah semua daerah hijau. Kemenangannya harus rata. Minimal di atas rata-rata,” tuturnya.
Kader PAN Tanah Bumbu, Kalimantan Selatan (Kalsel) itu menegaskan tak ada maksud sedikit pun menyepelekan pemilih dan warga Sulsel. “Kakek saya ini orang Sengkang dan Sidrap. Nenek moyang saya dari Bugis-Makassar juga,” ujarnya tegas.
Diberitakan sebelumnya, relawan Tim Dozer siap all out memenangkan pasangan Andi Sudirman Sulaiman dan Fatmawati Rusdi di Pilgub Sulsel 2024.
Bahkan, Panglima Dozer, Rully Rozano secara terbuka mengungkap kebutuhan biaya mereka selama kontestasi politik berlangsung. Ketika ditanyakan soal biaya kampanye apakah mencapai Rp50 miliar, dijawabnya terlalu kecil. Pernyataan ini kemudian menyebar dan menjadi heboh