Senam Indonesia Cari Penerus Rifda di PON Aceh-Sumut


PB Persani tak ingin kehilangan momentum manis Olimpiade 2024 Paris lewat penampilan perdana Rifda Irfanaluthfi.

Demi meneruskan keikutsertaan atlet senam di Olimpiade Los Angeles (LA) 2028 mendatang, Persani terus gerilya mencari bakat-bakat senam Indonesia.

Ketua Umum (Ketum) PB Persani, Ita Yuliati Irawan mengaku akan mencari bibit-bibit unggul atlet gymnastic bersamaan dengan digelarnya Pekan Olahraga Nasional (PON) 2024 di Aceh-Sumatera Utara.

“Nah, saat ini yang sebetulnya kami sedang melihat, di PON. Di PON ini siapa-siapa saja yang akan kami seleksi menjadi tim elit. Karena dari kejuaraan nasional kemarin belum makskmal. Jadi saya akan melihat lagi penampilan atlet-atlet ini di PON,” kata Ita dalam wawancara dengan Inilah.com, Selasa (13/8/2024).

Di PON nanti, Ita mengaku akan memfokuskan pencarian talenta muda. Persani harus mendapatkan masing-masing satu tim putra dan putri untuk bergabung dalam pelatnas.

“Dan satu harapan kami adalah, yang asalnya kan kebanyakan dari Jakarta. Dan saya sangat mengharapkan adanya bibit-bibit baru yang dari luar Jakarta. Misalnya Jawa gitu ya, Sumatera, Kalimantan dan lain-lain. Jadi ini yang ingin kami bina ke depan,” ungkapnya.

Pencarian bakat-bakat senam diakui Ita sudah dilakukan saat kejurnas Indonesia Open Gymnastic 2024, Juli lalu.

Dalam kejuaraan tersebut ada ribuan peserta yang tampil dalam lima disiplin, mulai dari artistik, ritmik, trampolin, aerobik dan parkour.

Ita mengatakan, pihaknya sudah mencatat sejumlah nama yang nantinya akan dipertimbangkan untuk dipanggil mengikuti pelatihan nasional atau pelatnas.

“Kami sudah ada catatan-catatan dari Sulawesi Selatan, dari DKI, dari Jawa Barat, dan lain-lain. Jadi kami sudah mencatat itu semuanya. Dan tentunya nanti harus kami follow up, pembinaan selanjutnya,” beber Ita.

Selanjutnya, para talenta-talenta yang sudah disaring akan dibina Persani dengan memanfaatkan fasilitas pusat pelatihan hall gymnastic di daerah Cibubur, yang dikabarkan rampung Oktober mendatang.

Ita berharap fasilitas tersebut dapat menjadi pusat pelatihan bagi atlet gymnastics Indonesia.”Jadi kalau bisa dipakai di tahun ini, berarti kan saya juga bisa memanfaatkan fasilitas itu at least 10 bulan untuk menuju World Championship. Sekarang saya juga ingin mengundang pelatih asing. So far ada pilihan Apakah dari Jepang atau dari Rusia,” katanya.