Saat berada di Ibu Kota Nusantara (IKN), Presiden Jokowi didampingi Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi, dan sejumlah menteri menjajal kereta tanpa rel (Autonomous Rail Transit/ART).
Usai menikmati empuknya bangku ART, Jokowi mengatakan, IKN cocok untuk moda transportasi buatan China itu. “Trem otonom ini, jalannya harus lebar. Cocok dengan IKN yang desain jalannya lebar. Cocok juga dengan kota-kota lain. Apalagi transportasi ini berbasiskan energi hijau,” kata Jokowi, dikutip Rabu (14/8/2024).
Kemudian Jokowi menyebut Surabaya, Makassar, Medan dan Bandung layak memiliki ART yang sangat ramah lingkungan. Kelebihan lain dari kereta tanpa rel ini adalah biaya pengadaannya murah.
Tak perlu bebaskan lahan karena bisa menggunakan jalan yang sudah ada. Syaratnya ya itu tadi, jalannya harus lebar. Biaya investasikereta tanpa rel ini, lebih murah ketimbang MRT bahkan LRT.
“Trem otonom kira-kira Rp70-an miliar per satu unit rangkaian. Kalau mau membangun MRT, per kilometernya Rp2,3 triliun. Kalau membangun LRT, kurang lebih Rp700 miliar per kilometer. Bedanya di situ. Problemnya sekarang ini memang hampir di semua kota jalannya kurang lebar. Sehingga tidak semua kota bisa memakai ART,” terang Jokowi.
Sedangkan Menteri Perhubungan (Menhub), Budi Karya Sumadi mengatakan, terdapat satu rangkaian trem otonom yang akan berfungsi sebagai kendaraan pengumpan (feeder) bagi peserta upacara HUT ke-79 RI di IKN.
Trem ini akan beroperasi dengan kecepatan 40 km/jam di Jalan Sumbu Kebangsaan Barat dan Jalan Sumbu Kebangsaan Timur. “Waktu tempuh untuk satu putaran adalah 5 menit, dengan waktu tunggu di tiap halte 30 detik. Terdapat 4 halte yang akan menjadi pemberhentian trem otonom, yakni Halte Kemenko 1, Kemenko 2, Kemenko 3, serta Kemenko 4,” ungkap Budi.
Budi menjelaskan, kereta otonom bakal beroperasi menggunakan tenaga listrik yang bersumber dari baterai. Teknologi itu diharap dapat mengurangi emisi gas rumah kaca dan pemakaian energi, juga sejalan dengan konsep dan prinsip IKN sebagai kawasan kota cerdas, hijau, serta berkelanjutan.
“Trem otonom akan melakukan pengisian daya (charging) setelah mobilisasi tamu pagi dan sebelum mobilisasi tamu sore. Posisi trem otonom saat pengisian daya kami pastikan tidak akan mengganggu pergerakan dan lingkungan sekitar karena tidak menimbulkan suara maupun kebisingan dari sarana tersebut,” jelasnya.
Budi Karya menambahkan kereta tanpa rel akan menjalani fase operasi trem otonom selama 60 hari sejak 10 Agustus hingga 9 Oktober 2024. Pengujian dilakukan untuk mendalami kelayakan operasi kereta otonom. Setelah itu, evaluasi dilakukan Direktorat Jenderal Perkeretaapian (DJKA) bersama Otorita IKN.
Pertanyaannya, setelah peringatan HUT RI, kereta trem otonom ‘made ini’ China yang nilai investasinya Rp70 miliar/rangkaian, mau diapakan? Apakah masih penumpangnya? Jangan-jangan hanya jadi pajangan atau malah barang rongsokan. Lagi-lagi duit miliaran dihambur-hambur hanya untuk upacara HUT ke-79 RI saja.