Muhammadiyah dan NU Ungkap Upaya Perdamaian di Dunia dan Indonesia


Nahdlatul Ulama (NU) dan Muhammadiyah, dua organisasi keagamaan terbesar di Indonesia, berbagi pengalaman dan kisah dalam upaya mewujudkan perdamaian antarumat beragama. Kisah-kisah ini disampaikan dalam sebuah diskusi yang diadakan oleh Majelis Hukama Muslimin (MHM) pada acara Islamic Book Fair 2024 di Jakarta, Kamis (10/8).

Diskusi ini menghadirkan beberapa tokoh penting sebagai narasumber, yaitu Sekretaris Umum Muhammadiyah Abdul Mu’ti, Ketua PBNU Ulil Abshar Abdalla, dan pendiri MHM Quraish Shihab.

Muhammadiyah dalam Misi Perdamaian Global

Abdul Mu’ti membuka diskusi dengan memaparkan kontribusi Muhammadiyah dalam mendukung perdamaian di berbagai belahan dunia. Salah satu yang disebutkan adalah keterlibatan Muhammadiyah dalam proses perdamaian di Afrika Tengah bekerja sama dengan lembaga Katolik di Italia. 

Selain itu, Muhammadiyah juga aktif di kawasan Thailand Selatan dan Filipina, membantu masyarakat Pattani dan Bangsa Moro.

“Untuk Palestina, Muhammadiyah telah mendirikan dua sekolah khusus bagi pengungsi Palestina, serta mendirikan sekolah dan layanan kesehatan bagi pengungsi Rohingya,” ujar Abdul Mu’ti.

NU dan Tantangan Perdamaian di Dalam Negeri

Sementara itu, Ulil Abshar Abdalla menekankan pentingnya menjaga perdamaian dalam negeri, terutama di tubuh umat Islam. Ia menyebutkan bahwa tantangan terbesar bagi NU adalah memastikan perdamaian di Indonesia tetap terjaga.

“Kita bersyukur Indonesia saat ini menikmati kestabilan politik dan hubungan sosial yang damai, yang semuanya ini tidak lepas dari kontribusi umat Islam, terutama NU dan Muhammadiyah,” ujar Ulil.

Indonesia sebagai Contoh Perdamaian di Dunia

Quraish Shihab, pendiri MHM, mengapresiasi peran besar NU dan Muhammadiyah dalam menjaga perdamaian, yang menurutnya menjadi salah satu alasan kedua ormas ini menerima Zayed Award for Humanity pada 4 Februari 2024.

“Indonesia sering dijadikan contoh dalam banyak rapat yang saya ikuti di MHM. Mereka sering berkata, ‘Mari kita ke Indonesia untuk belajar perdamaian,’” ungkap Quraish Shihab.