Fakultas Kedokteran Universitas Padjajaran (FK Unpad) men-drop out tiga dokter pasca terbongkarnya praktik bullying perundungan yang terjadi di Departemen Rumah Bedah Syaraf, Rumah Sakit Hasan Sadikin.
“Yang di drop out atau diputus studi sudah tiga orang.” kata Dekan Fakultas Kedokteran Unpad, Yudi Mulyana Hidayat.
Upaya preventif juga sudah dilakukan, seperti membentuk komisi anti perundungan, disiplin dan etik namun pihaknya masih kesulitan untuk melacak korban atau junior yang tidak mau berbicara dan terbuka atas apa yang dialaminya.
Yudi Mulyana Hidayat mengakui kasus perundungan yang melibatkan seorang konsulen. Pihaknya kini tengah memproses hukuman yang akan diberikan. Fakultas menilai dosen dalam kasus itu bertindak tidak wajar.”Walaupun dalam konteks mendidik, dengan bahasa kasar dan kekerasan fisik itu tidak boleh juga,” ujarnya.
Yudi mengatakan dosen itu tidak akan sampai dipecat namun akan dibina. Adapun perkiraan hukumannya selama 6-12 bulan.”Karena RSHS sudah menentukan selama 6 bulan tidak boleh melakukan pelayanan, tapi dari kami sedang proses,” kata Yudi. Menurutnya kasus perundungan yang diproses sekarang ini merupakan yang pertama di kalangan dosen FK Unpad.
Sementara itu, FK Unpad juga memberikan sanksi kepada sebelas orang mahasiswa Program Pendidikan Dokter Spesialis atau PPDS sejak 2022. Sebanyak enam orang di antaranya merupakan kelompok perundung.
Menurut Yudi, kasus perundungan di lingkungan Kedokteran Unpad merupakan masalah kompleks. Ia menjelaskan, residen adalah dokter yang bekerja di rumah sakit sekaligus sebagai mahasiswa. Mereka tengah menempuh studi lanjutan seperti untuk menjadi dokter spesialis penyakit tertentu selama delapan semester atau empat tahun. Selain membayar uang kuliah, para residen tidak mendapatkan insentif.