23 Ribu Hektare Hutan Rusak di IKN, Menteri Basuki kok Bicara Kualitas Udara Membaik


Menteri Pekerjaan Umum dan perumahan Rakyat (PUPR), Basuki Hadimuljono menyebut udara di Ibu Kota Nusantara (IKN), Kalimantan Timur (Kaltim), bersih dari polusi udara. Saking bersihnya, udara di  IKN diyakini bisa memperpanjang umur minimal 10 tahun.

“Lifetime kita akan bertambah panjang karena polusinya nol, airnya bagus, lingkungan (enviroment) untuk bekerja hanya berjarak 10 menit dari rumah ke kantor,” kata Basuki, dikutip Rabu (21/8/2024).

Agak sulit diterima akal sehat jika disebut udara di IKN itu bersih bahkan bebas polusi. Karena proses pembangunan megaproyek IKN yang jor-joran menghasilkan udara berdebu yang sangat mengganggu masyarakat. bahwa warga yang terpapar penyakit infeksi saluran pernafasan (ISPA) terus bertambah.

Apalagi saat ini, IKN berdiri di lahan yang dulunya hutan. Penghasil oksigen yang menentukan kualitas udara.

Menurut catatan Forest Watch Indonesia (FWI), pembangunan IKN selain menggeser masyarakat adat, juga merusak lingkungan.

Manajer Kampanye dan Intervensi Kebijakan FWI, Anggi Putra Prayoga mengatakan, Desa Bukit Harapan, dulunya pemukiman warga, kini dijadikan kawasan pusat pemerintahan IKN. Tak adalagi warga yang tinggal di situ. “Ladang dan sawah mereka rusak. Padahal itu sumber penghidupan bagi masyarakat,” kata Anggi.

Masyarakat di pesisir, lanjutnya, terkena dampak pembangunan proyek IKN terutama pembabatan hutan mangrove, memicu pencemaran air laut. Selain itu, penghasilan nelayan menjadi berkurang karena rusaknya habitat ikan.

“Hutan mangrovenya dibabat, diganti dengan proyek pelabuhan logistik, jalan tol, dan lainnya. Spekulan tanah, klaim sepihak, bermunculan mengkavling hutan dan lahan yang tadinya mangrove,” ujar dia.

Intinya, kata Anggi, tidak ada lagi ‘rumah’ yang nyaman untuk warga pesisir, termasuk pesut, bekantan, rangkong, pasca-pembangunan IKN.

Terkait angka kerusakan hutan atau deforestasi periode 2018-2019, berdasarkan data FWI, seluas 2.601 hektare. Pada 2019-2020, hutan rusak seluas 6.102 hektare. Tahun berikutnya meningkat seluas 9.299 hektare.

Pada 2021-2022 deforestasi masih terjadi seluas 4.860 hektare. Sementara pada 2022-2023, hutan seluas 897,94 hektare dibabat. Pada 2023-2024, deforestasi mencapai 357,18 hektare. Sehingga totalnya menjadi 22.861 hektare. Nyaris 23 ribu hektare hutan rusak, mana mungkin kualitas udara meningkat?