Menhan Prabowo Diharap Ambil Sikap Atas Penganiayaan Relawan oleh TNI

Pengamat Politik sekaligus Direktur Eksekutif Lingkar Madani (LIMA) Ray Rangkuti meminta Menteri Pertahanan, Prabowo Subianto mengambil sikap atas beredarnya kabar penganiayaan oknum TNI terhadap relawan salah satu capres.

Sebab, Ray menilai struktural aparat pengamanan TNI masih berada di bawah Menhan. Ia meminta Menhan dapat mengungkap langkah-langkah selanjutnya atas tragedi tersebut.

“Penting bagi Menhan untuk menyatakan sikapnya atas peristiwa tersebut. Untuk memastikan bahwa antara jabatan dan aktivitas politiknya sebagai capres dapat berjalan dengan semestinya,” kata Ray kepada Inilah.com, Minggu (31/12/2023).

Dengan begitu, ia beranggapan bahwa hal tersebut tidak akan terulang dan sikap Prabowo sebagai Menhan tetap terjaga.

Selain itu, Ray juga mendorong para kandidat capres cawapres untuk membincangkan peran TNI dalam pertahanan saat ini dengan pelibatan mereka di dalam penegakkan keamanan.

“Sebagaimana cukup lazim terjadi di era presiden Jokowi. Saat yang sama, membincangkan reformasi institusi polri yang akhir-akhir ini cukup banyak diperbincangkan oleh publik, dalam debat kedua capres tanggl 7 Januari 2024 yang akan datang,” imbuhnya.

Tema tersebut, lanjut Ray sangat penting diperbincangkan agar masyarakat dapat melihat desain pertahanan dan keamanan kita di masa mendatang. Termasuk hubungan TNI-Polri.

“Apakah polri misalnya tidak lagi berada di bawah presiden. Dan untuk melihat apakah ada yang berencana menjadikan kembali kepolisian RI sebagai bagian dari TNI. LIMA Indonesia melihat poin ini sangat penting diperbincangkan dalam debat nanti,” tandas Ray.

Sebagai informasi, berdasarkan video yang viral di media sosial, peristiwa tersebut terjadi di depan Markas Kompi B Yonif Raider 408/SBH di Jalan Perintis Kemerdekaan, Boyolali, Jawa Tengah, pada Sabtu (30/12) siang kemarin.

Kepala Penerangan Kodam IV/ Diponegoro Kolonel Richard Harison membenarkan penyelidikan dan pendalaman terhadap peristiwa itu.

Ia menyebut peristiwa tersebut diduga dipicu oleh kesalahpahaman antara sejumlah prajurit TNI dengan dua korban. Richard menjelaskan peristiwa itu bermula ketika sejumlah pengendara sepeda motor berknalpot bising melintas di Jalan Perintis Kemerdekaan, Kabupaten Boyolali.

Sumber: Inilah.com